Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beginilah jika Arsitek "Blusukan" ke Pasar, Kios-kios Jadi Lebih Menarik....

Kompas.com - 02/07/2014, 15:31 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - Arsitek selalu punya perhatian istimewa pada detail. Tak mengherankan, jika arsitek asal Chicago, Amerika Serikat, Jean Dufresne, segera menyadari hal-hal sederhana yang ada pada festival makanan di tempat tinggalnya.

Namun, Dufresne tidak hanya berkomentar atau mengkritik. Berdasarkan hasil observasinya, Dufresne bersama anggota komite American Institute of Architects (AIA) justeru membuat sayembara desain membuat rancangan kios-kios temporer.

"Seorang teman mengundang saya ke stannya dan saya tidak bisa menemukannya. Semua stan berwarna putih dan tampak seperti tenda. Semuanya tidak sedap dipandang, dan orang-orang menggunakan karung atau ember air untuk menahan tenda, namun saat itu berangin. Jadi, beberapa tertiup dan terbawa angin. Saya pikir, harusnya ada cara lebih baik untuk melakukan hal ini," kata Dufresne.

Kios-kios temporer (pop-up) pemenang sayembara pun layak disimak. Kios yang memenangkan sayembara ini disebut dengan "G Model".

Kios tersebut didesain oleh Bart Shaw. Berbeda dari kios tradisional dari tenda, Shaw mendesain kios sederhana yang bisa dilipat hingga membentuk hand truck. Bentuk tersebut memungkinkan kanopi dan barang jualan yang ada di dalamnya dipindahkan secara langsung. Kanopi ini juga memungkinkan penjual menggunakan bahan hasil cetak yang membedakan satu kios dengan kios lainnya.

Fastcoexist.com Selain G Model, Folding Farm II juga menarik perhatian. Karya Jeffery S. Poss, Charles Huss, David Emmons, dan Jordan Buckner ini mendapatkan penghormatan (honorable mention) dari para juri. 

Kios kedua yang mendapat penghormatan dari para juri disebut dengan "Folding Farm II". Kios ini didesain oleh Jeffery S. Poss, Charles Huss, David Emmons, dan Jordan Buckner.

Uniknya, kios ini memiliki roda dan bisa dipindah-pindah dengan menggunakan sepeda. Kios yang dirancang untuk menjajakan sayuran tersebut dilengkapi pula dengan kanopi untuk melindungi sayuran ketika dipindahkan. Kanopi bisa dibuka setelah kios ini sampai di lokasi pasar.

Fastcoexist.com Desain selanjutnya dibuat oleh Robin Osler, Chris Shelley, dan Joana Torres. Seperti namanya, desain Box it Up ini menggunakan boks-boks yang bisa ditata dalam berbagai cara.

Kios ketiga yang juga dipertimbangkan para juri dikenal dengan nama "Box It Up". Kios ini didesain oleh Robin Osler, Chris Shelley, dan Joanna Torres.

Konsep kios tersebut sangat sederhana. Namun, justeru di situlah menariknya dan bisa segera digunakan.

Kios itu memanfaatkan boks sebagai pemberat kanopi. Boks juga bisa dimanfaatkan untuk menjajakan barang jualan, menyimpan barang-barang, atau sebagai meja. Menariknya, kios ini juga dianjurkan menggunakan papan iklan tidak terpakai sebagai kanopinya.

Fastcoexist.com Desain terakhir adalah karya Ar. Pragesh Pramod Khanna dan Vastu Srajan. Desain ini bernama Naked.

Adapun kios terakhir disebut dengan "Naked". Kios itu dirancang oleh Ar. Pragesh Pramod Khanna dan Vastu Srajan.

Pramod dan Srajan merancang kios yang dibuat dari rangka besi. Kios ini berbentuk melengkung dan bisa menahan terpaan angin hingga 90mph. Begitu ringan, ramping, hampir tidak tampak, bahkan bisa dilipat hingga masuk ke dalam tas yang relatif kecil.

Kompetisi perancangan pasar petani ini merupakan bagian dari program bertajuk "Pop-Up Project Design Competition" yang dilakukan setiap tahun. Menurut Dufresne, pihaknya bertekad untuk memilih hasil desain yang memungkinkan agar masyarakat bisa merasakannya secara fisik dan tidak hanya menikmatinya dalam laman web.

"Idenya adalah memilih sesuatu yang cukup kecil dan mungkin dibangun dalam anggaran terbatas, jadi Anda bisa secara fisik mengalaminya dan tidak sekadar melihat prototipe atau rendering tiga dimensi dalam website," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau