Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Masalah Kota yang Harus Dibenahi Bima Arya

Kompas.com - 19/05/2014, 09:29 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Wali Kota Bogor masa kerja 2014-2019, Bima Arya Sugiarto, punya banyak pekerjaan berat yang mendesak dibenahi demi mengembalikan identitas Bogor sebagai kota taman yang aman, nyaman, dan layak huni bagi warganya. 

Di antara sekian banyak pekerjaan berat tersebut terdapat tiga yang paling mendesak dibereskan yakni penataan ruang kota, pengembangan dan perbaikan jaringan infrastruktur dan transportasi, peningkatan pertumbuhan ekonomi. 

Pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengutarakan hal tersebut terkait sebulan masa kepemimpinan Bima Arya Sugiarto sebagai wali kota Bogor kepada Kompas.com, Minggu (18/5/2014). 

"Dalam penataan tata ruang kota yang perlu dibenahi adalah praktik konversi lahan atau tata guna lahan. Kalau sudah ada Peraturan Daerah tentang Tata Ruang, seharusnya alih fungsi tidak terjadi. Ini juga sangat erat kaitannya dengan perizinan pembangunan. Perizinan harus dikendalikan agar tidak terjadi lagi obral izin seperti pada masa pemerintahan sebelumnya," papar Yayat. 

Lebih lanjut Yayat mengatakan, selain perizinan pembenahan tata ruang menyangkut pengembalian ruang terbuka hijau dan ruang-ruang publik lainnya. "Identifikasi dan pemetaan tata ruang dilakukan termasuk revitalisasi dan penambahan taman-taman kota. Tapi bicara pembenahan tata ruang tidak sebatas bangun taman melainkan juga seluruh ekologi kota, termasuk zonasi-zonasi permukiman, dan komersial," ujarnya. 

Kedua adalah pengembangan dan perbaikan jaringan infrastruktur dan transportasi. Bogor tidak sekadar butuh jalan lingkar dalam dan jalan lingkar luar (outer dan inner ribg road) melainkan memecahkan konsentrasi mobilitas warganya. Oleh karena itu dibutuhkan sistem dan jaringan transportasi massal terintegrasi dengan titik utama stasiun kereta dan terminal. 

"Pembenahan terminal dengan fungsi yang lebih besar sangat diperlukan. Karena bangkitan mobilitas Bogor melibatkan kota-kota lain di sekitarnya seperti Sukabumi, Kabupaten Bogor, Cipanas, Cianjur, Depok, Bekasi dan Tangerang. Untuk infrastruktur jalan, Bogor juga harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat karena ada sebagian jalan dan drainase yang merupakan kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum. Jadi untuk membenahi ini ya harus menjalin koordinasi dan komunikasi strategis dan efektif dengan Bappenas, PU dan lain-lain," jelas Yayat. 

Pekerjaan berikutnya adalah menciptakan area-area pertumbuhan ekonomi dan bisnia baru untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan asli daerah. Dalam hal ini, revitalisasi dan penbenahan pasar-pasar tradisional merupakan pilihan strategis, karena Bogor tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah. 

"Bogor hanya bisa mengandalkan bisnis dan industri pariwisata, jasa perdagangan, dan mendorong tumbuhnya industri kreatif. Ini yang harus ditumbuhkan dan digenjot supaya lebih berkembang. Sektor informal diberdayakan dan dikendalikan, industri rumahan dibina dan diklasterisasi supaya terukur dapat menopang pertumbuhan ekonomi," tandas Yayat. 

Jika ketiga pekerjaan rumah tersebut beres, kata Yayat, Bogor bisa punya daya saing tinggi dan menstimulasi masuknya investor-investor besar. Lebih dari itu, jika pemerintah kota memegang komitmen, Bogor akan tampil sebagai kota layak huni dengan pertumbuhan ekonomi tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com