Nilai kapitalisasi pasar Pakuwon per 15 Mei 2014 melonjak menjadi Rp 19,02 triliun. Setelah tahun lalu bergerak fluktuatif antara Rp 15 triliun hingga Rp 17 triliun dan selalu berada di posisi keempat terbesar.
Kini, dengan nilai sebesar itu, Pakuwon berhasil menelikung posisi PT Ciputra Development Tbk yang mencatat kapitalisasi pasar Rp 16,9 triliun dan PT Summarecon Agung Tbk dengan Rp 18,3 triliun. Mereka menyeruak ke posisi tiga besar secara nasional.
Takhta puncak masih ditempati PT Bumi Serpong Damai Tbk dengan nilai kapitalisasi Rp 27,9 triliun. PT Lippo Karawaci Tbk menyusul di tempat kedua dengan Rp 26,07 triliun. Bumi Serpong Damai tengah membesut proyek skala besar di BSD City dan beberapa kota lainnya, seperti Balikpapan, Surabaya, Bekasi, dan Cikarang.
Sementara Lippo Karawaci mengkhususkan diri pada properti komersial di Medan, Palembang, Padang, Manado, Semarang, Surabaya, Makassar, dan beberapa kota lapis kedua lainnya di seluruh Indonesia.
Adapun Pakuwon saat ini tengah menggeber megaproyek Superblok Tunjungan City tahap V dan VI, yang terdiri atas dua pusat belanja, dua mal ritel, dua menara kondominium, dua menara kantor, dan hotel bintang empat.
Selain itu, mereka juga sedang mengerjakan konstruksi interior hotel bintang lima di atas pusat belanja Superblok Gandaria City. Sementara di Pakuwon City, Surabaya Timur, juga sedang dibangun empat menara kondominium Edu City dan akan diluncurkan klaster hunian baru, Grand Island.
Melanjutkan sukses Superblok Kota Kasablanka, Pakuwon akan segera memulai konstruksi Superblok Kota Kasablanka tahap II yang terdiri atas kondominium dan perkantoran. Pada tahun ini juga mereka membuka residential township Grand Pakuwon yang baru di kawasan Surabaya Barat.
Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PT Pakuwon Jati Tbk, Minarto Basuki, mengatakan, perseroan sangat hati-hati tidak akan jor-joran dengan ekspansi ke daerah. Pihaknya akan tetap berkonsentrasi di Jakarta serta greater area Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
"Ceruk pasarnya luas, dan merupakan captive market kami. Sementara Surabaya, barat dan timur, belum habis dieksplorasi. Kami akan memanfaatkan pasar yang ada di depan mata dulu dengan mengembangkan lahan-lahan yang sudah dimiliki," jelas Minarto kepada Kompas.com, Rabu (14/5/2014).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.