Negara-negara di kawasan Timur Tengah terus berlomba meningkatkan kapasitas dan membangun bandar udara baru senilai miliaran dollar AS, guna mengakomodasi kebutuhan para pelancong, serta ekspansi penerbangan domestik, dan internasional.
The International Air Transport Association (IATA) mencatat nilai investasi yang ditanamkan untuk membangun infrastruktur bandara di Teluk Arab adalah sebesar 40 miliar dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 463,5 triliun. Hingga 2017 mendatang, diharapkan jumlah penumpang yang terjaring melalui bandara-bandara tersebut meningkat menjadi 3,91 miliar orang.
Berada di posisi atas adalah Uni Emirat Arab. Negara ini tengah membangun dan memperluas bandara di kota Dubai dengan nilai investasi 18,8 miliar dollar AS atau setara Rp 208,5 triliun.
Qatar menyusul di peringkat kedua dengan nilai investasi 15,5 miliar dollar AS (Rp 179,6 triliun) untuk pengembangan bandara di Doha yang rencananya akan dibuka untuk publik pada 27 Mei 2014 mendatang.
Negara lain yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council (GCC) adalah Arab Saudi yang berupaya meningkatkan kapasitas 140 juta penumpang per tahun dari perluasan tiga bandara utama di Damman, Jeddah, dan Riyadh.
Berikut ini lima teratas bandara internasional dengan nilai investasi tertinggi di jazirah Arab:
Hamad International Airport
Estimasi nilai investasi Hamad International Airport (HIA) sebesar Rp 176 triliun. Bandara ini rencananya mulai beroperasi pada 27 Mei mendatang, dan terbuka untuk semua maskapai penerbangan, baik domestik maupun asing.
Bisnis angkutan yang terus tumbuh signifikan di Qatar dalam beberapa tahun terakhir, menstimulasi perluasan bandara hingga mampu menampung 30 juta orang per tahun.
Bandara internasional ini dirancang untuk dapat menampung sekitar 160 juta penumpang serta menangani kargo berkapasitas 12 juta ton. Rencananya, pada1 Mei mendatang sebanyak 8 penerbangan akan dialihkan ke bandara ini.
Tahap pertama pembangunan bandara yang berada di area Dubai World Central ini telah selesai dan beroperasi penuh selama 24 jam dengan daya tampung 600.000 ton kargo per tahun.
Sedangkan konstruksi tahap 2 dengan fasilitas tambahan berupa dua terminal kargo otomatis dan non-otomatis, masih terus berlangsung. Penambahan fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas kargo menjadi 1,4 juta ton per tahun.
Dengan daya tampung sebanyak itu, pengelola bandara menggelontorkan dana senilai Rp 90,3 triliun. Perluasan mencakup area terminal 675.000 meter persegi. Konstruksi diharapkan selesai pada 2018.
Dana yang dikucurkan untuk meningkatkan kapasitas bandara ini senilai Rp 83,4 triliun. Pengelola menargetkan dapat meraup sebanyak 32 juta penumpang per tahun saat beroperasi pada 2015 nanti.
Estimasi biaya investasi senilai Rp 69,5 triliun. Kuwait International Airport akan dibuka secara resmi pada 2016.