JAKARTA, KOMPAS.com - Kecenderungan penduduk Indonesia berinvestasi di bidang properti rupanya masih besar. Mulai dari para pebisnis kawakan, hingga profesional muda lebih memilih dan merasa aman "menyimpan uang" dalam aset berupa properti.
Namun, bagaimana dengan mereka yang ingin membeli rumah untuk ditinggali? Apakah pertimbangan pembelian rumah tinggal untuk dihuni bisa lebih santai dan tidak sehati-hati pembelian untuk investasi?
Michael Corbett, ahli properti dan gaya hidup dari Trulia berbagi cara cerdas "berburu" properti. Khususnya, bagi Anda yang tengah mencari rumah impian untuk ditinggali. Berikut ini beberapa hal yang sebaiknya Anda perhatikan ketika mengunjungi open house atau tur melihat rumah. Meski akan digunakan sendiri, bukan berarti rumah tersebut tidak bisa Anda jadikan sebagai investasi jangka panjang.
"Hampir semua pembelian dimulai dengan pencarian informasi lewat internet, pembelian rumah pun demikian," ujar Corbett. Dia menunjukkan beberapa situs internasional, seperti Trulia. Indonesia sendiri sudah punya beberapa situs internet penyedia layanan listing rumah baru maupun seken. Manfaatkan situs dan forum tersebut untuk menemukan rumah di daerah yang Anda inginkan.
Setelah melakukan pencarian informasi atau "penelitian" kecil-kecilan mengenai pengembangnya, lingkungan rumah, hingga berbagai sarana publik setempat, jangan lupa kunjungi rumah tersebut. "Gunakan setiap rumah yang Anda masuki sebagai kesempatan mempelajari rumah itu, lingkungan, keadaan sekitar, serta sekolahnya," ujar Corbett.
Ambil foto dan catatan ketika berada di dalam rumah. Terutama, jika Anda mendatangi beberapa rumah dalam hari yang sama. Kumpulkan berbagai informasi tersebut, simpan, dan konsultasikan dengan keluarga atau tenaga profesional, misalnya agen properti Anda.
Kemudian, Corbett memaksa Anda untuk melihat, namun tidak "menyentuh". Maksudnya, jangan melakukan pembelian dengan tergesa-gesa. Meski sudah menyaksikan sendiri bahwa rumah yang Anda kunjungi benar-benar sesuai keinginan, namun Anda tetap harus memiliki beberapa pilihan. "Jangan pernah menawar langsung di tempat, terutama jika Anda baru pertama kali membeli rumah," ujar Corbett.
Corbett juga mengingatkan Anda untuk tidak mengumbar terlalu banyak informasi mengenai diri Anda, situasi, atau kebutuhan properti. Paling utama, Corbett mengingatkan, "Jangan pernah mengungkapkan harga terbesar yang mau Anda bayar. Anda tidak ingin informasi tersebut digunakan untuk 'melawan' Anda dalam negosiasi."
Kemudian, lakukan evaluasi pada eksterior rumah. Kondisi cat, fasad, serta berbagai bagian mendetil lainnya. Simak juga kondisi salurat air. Pastikan tidak ada tanda-tanda kerusakan lebih besar yang akan mengakibatkan Anda mengeluarkan lebih banyak uang.
Ketika melihat, menilai, dan mengunjungi seluruh pojok rumah, pastikan tidak berlebihan mengungkapkan emosi Anda. Meski Anda mengunjungi rumah yang tepat, tetap tenang. Posisi tawar Anda, menurut Corbett jauh lebih kuat jika Anda tidak menunjukkan ketertarikan, terutama yang berlebihan.
Lantas, jika belum menemukan rumah idaman, Anda harus bertemu agen properti yang tepat. Jadikan proses ini sebagai kesempatan untuk mengetahui juga kinerja berbagai agen properti. Jika mereka informatif, tanggap, dan bekerja dengan profesional, Anda bisa bekerja sama dengan mereka untuk mencari rumah idaman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.