Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengetatan Pasar, Harga Rumah di Singapura Turun!

Kompas.com - 01/04/2014, 10:58 WIB
Latief

Penulis

KOMPAS.com - Harga rumah di Singapura turun menjelang kuartal kedua sebagai akibat pengetatan di pasar perumahan kedua paling mahal di Asia. Indeks harga perumahan swasta di negara itu turun 1,3 persen menjadi 211,6 poin dalam tiga bulan terakhir, menyusul penurunan 0,9 persen dalam periode tiga bulan sebelumnya.

Demikian data awal yang dirilis Urban Redevelopment Authority, Selasa (1/4/2014). Ini merupakan angka penurunan terbaru yang terbesar sejak Juni 2009 lalu.

"Penurunan harga ini akan mengatur keseimbangan harga untuk 2014 ini," kata Donald Han, Managing Director Chesterton Singapore Pte.

"Harga di kawasan-kawasan utama bisa lebih jatuh ketimbang di daerah pinggiran kota, terutama apartemen. Sedangkan di pinggiran kota banyak proyek baru, di mana harga dapat dikendalikan oleh pengembang," ujarnya.

Catatan harga rumah di Singapura, di tengah suku bunga yang rendah saat ini, menimbulkan kekhawatiran terjadinya gelembung perumahan (bubble) dan mendorong pemerintah memperluas kampanye pengendalian harga yang dimulai pada 2009 lalu, terutama untuk mengendalikan spekulasi harag di pasar properti. Singapura sendiri sudah meluncurkan aturan pada Juni 2013 lalu untuk mengatur cara lembaga keuangan memberikan kredit properti kepada individu, di samping langkah-langkah sebelumnya, termasuk pajak baru dan uang muka lebih tinggi.

"Otoritas Moneter Singapura mengatakan, bahwa kredit rumah seharusnya tidak menyebabkan rasio total utang melayani peminjam naik di atas 60 persen dan mereka akan dianggap ceroboh," kata Han.

Harga rumah di Singapura meningkat sebesar 1,1 persen pada 2013 lalu, lebih rendah dari kenaikan 2,8 persen pada 2012. Itu merupakan peningkatan harga tahunan terkecil sejak 2008, yaitu ketika harga turun hingga 4,7 persen.

Pertumbuhan kredit

Berdasarkan dataUrban Redevelopment Authority (URA) Singapura, pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) di Singapura yang sebesar 8,4 persen pada bulan Februari tercatat sebagai pertumbuhan paling lambat sejak Juli 2007 lalu. Harga apartemen tercatat turun 1,3 persen di kawasan-kawasan (kabupaten) utama pada kuartal pertama setelah meluncur 2,1 persen pada tiga bulan sebelumnya.

Adapun harga di pinggiran kota turun 0,3 persen, dibandingkan dengan penurunan 1 persen pada kuartal sebelumnya. Sementara itu, harga di daerah dekat distrik utama jatuh 2,8 persen, dibandingkan dengan kenaikan 0,4 persen pada kuartal sebelumnya.

Penjualan rumah naik 1,7 persen pada Februari dari tahun sebelumnya yang banyak proyek-proyek baru dipasarkan pengembang. Penjualan naik menjadi 724 unit dibandingkan pada Februari 2013 yang hanya 712 unit.

Sementara itu, menurut Nicholas Mak, Direktur Eksekutif dan Kepala Penelitian di SLP International Konsultan Properti di Singapura, penjualan rumah-rumah pribadi turun menjadi antara 11.000 dan 13.000 unit tahun ini dari angka 14.948 pada 2013 lalu. 

Sampai saat ini, berdasarkan data Knight Frank, Singapura masih merupakan kota paling mahal untuk membeli sebuah rumah mewah di Asia setelah Hong Kong. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau