Betapa tidak, meskipun belum dimanfaatkan seluruhnya, lahan-lahan di kawasan ini, khususnya dalam area Kota Bandar Baru Kemayoran, sudah dikuasai para pengembang kakap. Pengembang besar macam Agung Sedayu Group, Pikko Land Group, Central Cipta Murdaya Group, dan beberapa pengembang menengah seperti Hutama Karya Realtindo yang memiliki konsesi pengelolaan, punya rencana besar membangun properti komersial.
Bukan sekadar properti komersial, melainkan terintegrasi dengan sistem transportasi publik, pusat bisnis, dan pusat perdagangan skala internasional. Central Cipta Murdaya, contohnya. Mereka memiliki rencana membangun pusat bisnis baru seluas 44 hektar, bertajuk CBD Kemayoran. Di dalam CBD Kemayoran ini, nantinya akan dikembangkan kompleks perkantoran sekelas World Trade Center yang sudah mereka bangun di kawasan Sudirman, apartemen, hotel berklasifikasi bintang lima, fasilitas hiburan, dan rekreasi.
Tak main-main, kebutuhan dana untuk mewujudkan "Marina Bay Sands" versi Indonesia itu senilai Rp 80 triliun. Besarnya kebutuhan dana ini, memaksa Central Cipta Murdaya menjalin aliansi strategis dengan berbagai lembaga investasi asing, di antaranya Hongkong Land. Saat ini, properti yang sudah mereka operasikan, adalah Jakarta International Expo.
Sementara Agung Sedayu Group mengembangkan kompleks apartmen dengan nilai jual panorama lapangan golf Kemayoran. Proyek mereka dinamakan The Mansion @ Dukuh Golf Kemayoran. Menyusul kemudian adalah Hutama Karya Realtindo yang meneruskan konsesi pengelolaan Rajawali Apartment.
Hutama Karya Realtindo mengakuisisi menara kembar Chrysant, dan akan membangun menara kembar kedua sebanyak total 3.000 unit tahun ini. Menurut Direktur Utama PT Hutama Karya Realtindo, Putut Ariwibowo, apartemen yang dimulai pembangunannya kuartal I 2014 tersebut dirancang untuk memenuhi segmen pasar menengah.
"Kami akan mematok harga Rp 15 juta per meter persegi," ujar Putut.
Sedangkan PT Pikko Land Development Tbk., berharap dapat memulai kontribusinya menjadikan Kemayoran sebagai destinasi investasi favorit baru, tahun ini juga. Corporate Public Relation PT Pikko Land Development Tbk., Paulus Hasto, memastikan hal tersebut.
"Di lapangan (lokasi pengembangan, red), kami sudah memasang pagar baru dengan citra desain proyek kami," ujar Paulus kepada Kompas.com, Sabtu (29/3/2014).
Dalam catatan Kompas.com, megaproyek yang bakal mereka bangun adalah Grand Kemayoran. Meski masih nama sementara, namun proyek ini merupakan superblok yang membutuhkan investasi besar dan pengembangan jangka panjang. Pasalnya, lahan Grand Kemayoran lumayan luas, yakni 26 hektar. Di dalamnya, terdapat beberapa blok peruntukan residensial vertikal, blok perkantoran dan blok pusat belanja serta blok hotel dengan klasifikasi bintang 4 dan lima.
Grand Kemayoran menempati Blok C7, C9, B2, B3, B7, dan B8. Tahap pertama yang akan dibangun adalah properti multifungsi berupa apartemen, hotel, pusat belanja, dan rumah sakit. Rencananya, PT Pikko Land Development Tbk., akan berkolaborasi dengan PT Lippo Karawaci Tbk.
"Dalam kurun tiga sampai lima tahun ke depan, Kemayoran akan sangat menjanjikan," imbuh Hendra.
Bukan tanpa alasan, menurut Hendra, Kota Baru Bandar Kemayoran memiliki potensi luar biasa karena berada di lokasi yang sangat strategis di tengah kota Jakarta, memiliki akses langsung ke Bandar Udara National Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok, serta memiliki aksesibilitas jalan tol Inner Ring Road dan Outer Ring Road.