Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Metland Anggarkan Rp 650 Miliar untuk Belanja Modal 2014

Kompas.com - 28/03/2014, 18:17 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Emiten properti PT Metropolitan Land Tbk (Metland) menganggarkan dana belanja modal tahun ini senilai Rp 650 miliar. Dana belanja modal ini berasal dari ekuiti perseroan dan juga pinjaman perbankan.

Presiden Direktur PT Metropolitan Land Tbk., Nanda Widya, mengemukakan bahwa dana capital expenditur sebesar itu akan digunakan untuk keperluan akuisisi lahan proyek perumahan dan konstruksi properti komersial.

"Komposisinya sekitar 61 persen untuk akuisisi, 39 persen untuk konstruksi," jelas Nanda usai seremoni tutup atap apartemen dan perkantoran M Gold Tower, kepada Kompas.com, Jumat (28/3/2014).

Tahun ini Metland akan memulai pembangunan Metland West City seluas 200 hektar, Mal Metropolitan Cileungsi di Metland Transyogie, dan Metland Hotel di Lampung. Adapun ekspansi bisnis hotel yang direncanakan dibangun di Cawang, Jakarta Timur, akan mereka konversi menjadi perkantoran. Saat ini perkantoran tersebut masih dalam proses desain.

"Metland West City akan segera kami pasarkan setelah pekerjaan persimpangan tol (interchange) yang menghubungkan tol Jakarta-Tangerang dengan lokasi proyek, rampung dibangun," kata Nanda.

Sepanjang 2013 lalu Metland berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 241,21 miliar atau tumbuh 18,42 persen ketimbang laba bersih 2012 senilai Rp 203,69 miliar. Sementara itu, total pendapatan mencapai Rp 854,97 miliar atau meningkat 25,97 persen dibandingkan 2012.

Nanda memaparkan, pendapatan tersebut sebagian besar berasal dari penjualan properti, baik residensial, apartemen dan perkantoran M Gold Tower sebesar Rp 602,35 miliar atau 70,45 persen. Adapun sisanya berasal dari penyewaan properti komersial mal dan hotel dengan pencapaian Rp 252,62 miliar atau 29,55 persen.

Saat ini, dengan direalisasikannya pembangunan proyek-proyek baru, Metland memproyeksikan bisa meraup pertumbuhan pendapatan sekitar 20 sampai 30 persen dan laba bersih sekitar 15-20 persen.

"Kami perusahaan yang konservatif, segalanya harus dipertimbangkan dengan matang dan menghindari spekulasi. Kami memang mengincar pertumbuhan pendapatan, namun tetap realistis, apalagi di tengah kondisi ekonomi dan politik saat ini. Kami tetap optimistis dapat mencetak pertumbuhan positif," tukas Nanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau