Oleh karena itulah, negara-negara tersebut berencana mengembangkan hal serupa lengkap dengan fasilitas akomodasi, hotel bintang lima, taman hiburan, dan lain sebagainya.
Baru-baru ini, China, melalui Hainan, pulau destinasi wisata yang menawarkan kemolekan alam, keindahan kultural tradisional, dan kenyamanan, dikabarkan bakal membangun dan menjadi venue perjudian terbesar di dunia.
Namun, kabar tersebut terpatahkan saat pemerintah setempat mengeluarkan pernyataan tidak akan mengizinkan pendirian kasino di Hainan. Keputusan ini sekaligus meredam "nafsu" investasi dari sejumlah pengembang kaliber nasional dan internasional yang mengincar pundi-pundi keuntungan dari provinsi selatan ini.
Ketua Partai Komunis Hainan, Luo Baoming, dan Wali Kota Resor Sanya, Wang Yong, sepakat untuk menolak kehadiran kasino dan aktivitas perjudian turunannya, Kamis (6/3/2014).
"Kami sama sekali tidak bisa mengizinkan Hainan dan Kawasan Resor Sanya menjadi pusat kasino dan perjudian," kata Luo.
Selama ini, perjudian kasino di China dianggap ilegal, kecuali di lokasi bekas koloni Portugal, yakni Makau. Lokasi ini sekitar satu jam penerbangan dari Hainan dengan pesawat.
Bukan kali ini saja Hainan dibidik investor-investor judi, pada 2013 lalu terdapat bar kasino yang beroperasi secara ilegal. Pemerintah daerah langsung menyegel dan menutup bar tersebut.
Untuk diketahui, Hainan tampil sebagai destinasi wisata terdepan di China dan telah menarik sejumlah pengembang internasional dalam dua tahun terakhir, termasuk InterContinental Hotels Group, Starwood Hotels & Resorts Worldwide serta operator kasino MGM Resorts International dan Caesars Entertainment.
Sanya secara agresif memiliki lebih dari 200 proyek hotel dengan banyak operator melirik potensi liberalisasi kasino di masa depan.
Bahkan, konglomerat Cina Fosun Internasional dan raja kasino Afrika Selatan, Sun City, Sol Kerzner, pada bulan Oktober mengumumkan rencana untuk membangun Atlantis Resort lengkap dengan 30 hotel bintang lima dalam lima tahun ke depan, senilai 1,6 miliar dollar AS (Rp 18,2 triliun) di Haitang Bay, selatan Sanya.
Selain China, kawasan regional Asia lainnya yang berencana membangun resor kasino skala besar adalah Filipina dan Korea Selatan, guna memacu pertumbuhan dan meningkatkan pariwisata. Mereka berkaca pada keberhasilan Makau, dan Singapura.