Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INVESTASI

Daya Saing Tinggi, Jakarta Bakal Dibanjiri Pengembang Asing

Kompas.com - 04/02/2014, 12:28 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com -  Jakarta, sekali lagi, dipandang sebagai salah satu kota paling dinamis dan memiliki daya saing tinggi. Ibukota Indonesia ini tak hanya memperlihatkan pesatnya pembangunan properti, melainkan kombinasi dari berbagai indikator sosial, ekonomi dan iklim investasi jangka panjang.

Terlebih, dengan ditetapkannya sebagai kota dengan pertumbuhan tertinggi ke-12 dari 20 kota teratas di dunia berdasarkan City Momentum Index (CMI) yang dilansir Jones Lang LaSalle, Jakarta bakal dibanjiri investor asing sektor properti.

Hal tersebut diutarakan Wakil Presiden Direktur PT Jababeka Tbk, Tanto Kurniawan, kepada Kompas.com, Selasa (4/2/2014).

Menurutnya, makna dari penetapan Jakarta sebagai kota paling dinamis ke-12 di dunia adalah akan semakin banyak pengembang atau investor asing sektor properti yang mencoba peruntungan dan berbisnis di Jakarta.

"Prestasi tersebut jelas sangat membanggakan. Jakarta menjadi kiblat pertumbuhan properti komersial di dunia. Segala indikator menunjukkan pencapaian tertinggi, mulai dari permintaan, tingkat serapan bahkan harga," jelas Tanto.

Fenomena membanjirnya investor asing masuk Jakarta, ucap Tanto, sejatinya terjadi sejak beberapa tahun lalu. Hanya, saat ini mengalami lonjakan pertumbuhan investasi asing signifikan.

Sayangnya, hal tersebut belum dimanfaatkan para pengembang lokal secara maksimal. Mereka hanya berlaku sebagai mitra penyedia atau pengada lahan, sementara investor asing justru "menyetir" dengan dana, dan juga konsep pengembangan.

"Pengembang lokal harus bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jakarta, seperti halnya Indonesia pada 2015 mendatang sudah harus siap membuka keran investasi lebar-lebar. Ini harus dimanfaatkan oleh pengembang. Tidak bisa hanya menjadi penonton," ujar Tanto kepada Kompas.com, Selasa (4/2/2014).

PT Jababeka Tbk sendiri sudah siap mengantisipasi perubahan dinamis tersebut dengan menjalin aliansi strategis bersama investor asing asal Singapura, yakni Sembawang Corporation. Keduanya akan mengembangkan Kawasan Industri Kendal seluas 2.000 hektar.

Untuk diketahui, sebelum JLL mendapuk Jakarta di urutan ke-12 kota dunia dengan CMI tertinggi, juga tercatat sebagai kota dengan akselerasi pertumbuhan tercepat pada 2013 khususnya untuk perkantoran sewa, baik dari segi permintaan maupun pasokan dan harga. Tak main-main, predikat tersebut disematkan oleh lembaga internasional seperti Urban Land Institute (ULI), PriceWaterhouse Cooper, dan Knight Frank.

Selain Jakarta, JLL mengidentifikasi kota dunia lainnya yang memperlihatkan pertumbuhan dan kekuatan momentum properti komersial yang dikombinasikan dengan kondisi sosial-ekonomi. Kota-kota tersebut adalah San Fransisco, London, Dubai, Shanghai, dan Wuhan. Kelimanya memimpin posisi teratas CMI.

CMI menilai 111 kota di seluruh dunia berdasarkan 34 variabel jangka pendek dan jangka panjang, menyangkut pertumbuhan growth domestic product, populasi, lalu lintas penumpang udara, kehadiran kantor pusat perusahaan dan investasi asing langsung (foreign direct investment), pasokan-tingkat serapan-aktivitas sewa perkantoran, pembangunan pusat belanja dan aktivitas sewanya, dan volume investasi properti komersial.

Selain itu, keberadaan infrastruktur pendidikan beserta perguruan tinggi, kemampuan inovasi, dan penerapan teknologi juga menjadi indikator penilaian.

Tahun ini pun, JLL memprediksi ibukota Indonesia ini bakal tampil kembali menjadi salah satu yang terbaik di dunia.



Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau