Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batu Bata "Hidup" untuk Masa Depan

Kompas.com - 03/02/2014, 15:33 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com — Pesatnya pertumbuhan sektor properti dunia dan berbagai industri yang mendukungnya seolah seperti pisau bermata dua. Di satu sisi, pertumbuhan sektor tersebut mampu memperbaiki kondisi ekonomi dan menjamin kesejahteraan pekerja yang terlibat di dalamnya.

Di sisi lain, proses manufaktur bahan-bahan yang diperlukan dalam pembangunan juga mampu meningkatkan polusi dan merusak lingkungan. Maka dari itu, alangkah baiknya jika industri properti tidak hanya mampu menyejahterakan pelaku industri, memberikan keuntungan bagi masyarakat dunia, tetapi juga tidak merusak lingkungan.

Sebuah perusahaan rintisan asal Amerika Serikat, bioMASON Inc, sejak 2012 lalu mengembangkan proses yang mampu merevolusi industri konstruksi dan bangunan. Seperti dikutip di situs resminya, Biomason.com, perusahaan tersebut menggunakan mikroorganisme alami dan proses kimiawi untuk membuat batu bata berbahan dasar semen "hidup" sebagai material bangunan. Karena temuannya ini, bioMASON Inc, yang berada di bawah asuhan pendana perusahaan, pengajar bidang arsitektur di NCSU, dan asisten profesor di American University di UAE Ginger Krieg Dosier, sudah menerima beberapa penghargaan.

Baca juga: Hasil Sidang Isbat: Idul Fitri 2025 Jatuh pada Senin 31 Maret

"Produksi semen dunia pada 2008 berjumlah 2,8 juta ton, setara dengan kuantitas pelepasan CO2 ke atmosfer," ujar bioMASON sepert dikutip Archdaily.com.

Rangkaian proses, mulai dari mengekstrak bahan mentah, transportasi, dan sumber bahan bakar untuk memanaskan tungku mengontribusikan begitu banyak emisi CO2 ke atmosfer.

"Sebanyak 40 persen dari emisi karbon dioksida (Co2) dunia terhubung dengan industri pembangunan," imbuh pernyataan perusahaan tersebut.

Baca juga: Ini Isi Surat Pemecatan Sandi Butar Butar dari Damkar Depok

Lantas, untuk menjawab permasalahan ini, perusahaan rintisan tersebut membuat salah satu material penting dalam pembangunan dari bahan yang jauh lebih ramah lingkungan. Mereka membuat batu bata ramah lingkungan. Menurut penjelasan dari perusahaan tersebut, mereka menggunakan bakteri, nitrogen, dan kalsium untuk membentuk semen alami dalam temperatur ruangan.

"Bakteri, yang menyediakan lingkungan tepat untuk memberikan bentuk dalam kombinasinya dengan unsur hara, nitrogen, dan sumber kalsium memungkinkan proses pembentukan semen alami dalam temperatur lingkungan, dalam waktur kurang dari lima hari untuk menghasilkan material pre-cast," ujar perusahaan tersebut.

Selain ramah lingkungan, bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat batu bata ini pun tersedia dalam jumlah melimpah di seluruh dunia, bahkan bisa pula dibuat dari bahan-bahan sisa dan sampah. Air yang digunakan dalam proses pembuatan batu bata ini pun bisa digunakan dari air hasil daur ulang. Bahkan, penelitian terakhir menyatakan bahwa air laut juga bisa digunakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau