Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Minim, Daya Saing Terpuruk.....

Kompas.com - 21/01/2014, 17:19 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pantas saja jika daya saing infrastruktur Indonesia masih menempati peringkat ke-61 dari 144 negara pada 2013. Pasalnya, kondisi infrastruktur dalam negeri, menghadapi banyak kendala, terutama soal pembebasan lahan.

Direktur Operasional I PT Wika Beton, Ferry Hendriyanto, mengatakan hal tersebut kepada Kompas.com, di Jakarta, Selasa (21/1/2014). Dia mengatakan, meski terjadi perbaikan posisi, tahun sebelumnya Indonesia hanya berada di posisi 78 dari 163 negara di dunia menurut World Economic Forum, namun perbaikan posisi ini tidak dapat mendeskripsikan kemajuan kondisi infrastruktur secara komprehensif.

"Pembebasan lahan masih menjadi masalah utama. Faktor ini bisa menyebabkan pembangunan infrastruktur jalan tol, misalnya, molor satu sampai dua tahun. Bandingkan bila pembangunan infrastruktur tanpa kegiatan pembebasan lahan, seperti jalan Tol Sarangan-Benoa, di Bali, yang hanya membutuhkan waktu 13 bulan," papar Ferry.

Tol Sarangan-Benoa, lanjut Ferry, memang merupakan infrastruktur yang dibangun di atas laut, namun, yang ingin ia tekankan di sini adalah, seyogyanya pembebasan lahan bisa dilakukan dengan lancar tanpa ada pihak yang dirugikan. Sehingga pembangunan infrastruktur sebagai bagian dari program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dapat terwujud.

Sebelumnya, Direktur Bina Teknik, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum, Subagyo, sudah lebih dulu mengatakan hal itu. Menurutnya, realisasi pembangunan infrastruktur terutama jalan tol, baik yang dilakukan di Pulau Jawa, maupun Sumatera, terbentur masalah pembebasan lahan.

"Apalagi, setiap pembebasan lahan di masing-masing wilayah, memiliki kendala dan teknis berbeda. Jadi, kelancaran pembebasan lahan akan bergantung pada pendekatan yang kami lakukan dan kemauan Pemerintah Daerah-nya masing-masing," ujar Subagyo, Kamis (16/1/2014).

Ia berharap, pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol Trans Jawa, dan ruas Non-Trans Jawa bisa dipercepat. "Target kami, dari total 23 jalan tol yang tengah dikerjakan, pengadaan lahannya harus sudah rampung tahun ini. Harus dikebut," imbuh Subagyo.

Terlebih, Undang-Undang Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum mulai diberlakukan pada Januari 2015 mendatang.

"Bila target tak terpenuhi, kami harus mulai lagi dari awal," kata Subagyo.

Selain masalah pembebasan lahan, faktor utama lainnya yang mempengaruhi kelancaran pembangunan infrastruktur adalah dana.

Kepala Sub Direktorat Pengadaan Tanah, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, A Herry Marzuki, menjelaskan, dana dukungan pemerintah (land capping) untuk pembebasan lahan sejak 2009 sebesar Rp 4,5 triliun. Namun yang terserap baru mencapai sekitar Rp 1,5 triliun.

Menurut dia, penyerapan dana land capping ini tidak bisa cepat lantaran menunggu hasil dari proses pembebasan tanah yang dilakukan tim pengadaan tanah. Pencairan dana ini akan dilakukan apabila harga tanah sudah melonjak melebihi 110% atau 2% dari total nilai investasi pembangunan jalan tol.

Herry menyebutkan beberapa ruas yang sudah didukung oleh dana land capping antara lain ruas Cinere-Jagorawi seksi II, Semarang-Solo, Surabaya-Mojokerto, Pejagan Pemalang, ruas JORR W2 dan masih banyak lagi ruas tol yang mengalami lonjakan harga tanah.

"Tahun 2013, dana land capping yang dialokasikan sebesar Rp 950 miliar sementara tahun ini hanya Rp 300 miliar," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

[POPULER PROPERTI] Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Karimun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Ingin Perpanjang Masa Pakai Kipas Angin di Rumah? Lakukan 5 Hal Ini

Tips
Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Pemerintah Punya Cara Pindahkan Warga di Zona Merah Gempa Cianjur

Berita
Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Pakuwon Mall Bekasi Dibuka, Standar Baru Berbelanja Senilai Rp 843 miliar

Ritel
Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Ara Bagi-bagi Rp 100 Juta Titipan Prabowo Buat Penghuni Huntap Cianjur

Berita
Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Tepis soal Proyek Jumbo Disetop, Dody: Cuma Selektif

Berita
Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Cakupan Layanan Irigasi Bendungan Semantok Akan Ditambah 499 Hektar

Berita
Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Keluhan Penghuni Huntap Tahap III Cianjur, Mulai dari Air Keruh hingga Baru Dapat Sertifikat 10 Tahun

Berita
Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Rencana Ambisius Iran, Punya Jaringan Kereta ke China via Afganistan

Berita
Durasi Perjalanan Tamu Asing di Jakarta Lebih Pendek

Durasi Perjalanan Tamu Asing di Jakarta Lebih Pendek

Hotel
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau