Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerah... Sektor Properti di Tangan Generasi Muda

Kompas.com - 28/11/2013, 16:11 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendati berbeda gaya kepemimpinan, namun dengan visi yang sama, generasi muda (kedua dan ketiga) telah menghantarkan sektor properti Indonesia tumbuh pesat. Bahkan, untuk sub sektor tertentu, memimpin pertumbuhan properti dunia.

Menurut analis properti dari Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, generasi muda yang memegang kendali kepemimpinan perusahaan-perusahaan pengembang terkemuka lebih agresif, ekspansif dan berani dalam mengambil risiko.

"Mereka telah menyadari bahwa spektrum generasi kedua adalah mengembangkan yang sudah dirintis oleh generasi pertama. Nah, giliran generasi ketiga yang berperan menjaga dan mempertahankan hasil yang telah mereka petik," jelas Ferry kepada Kompas.com, Kamis (28/11/2013).

Generasi muda, lanjut Ferry, sukses membuat kelompok usahanya lebih besar ketimbang generasi awal. Meskipun unsur spekulatif juga sama kencangnya, namun, mereka berani mendiversifikasi portofolio usaha dalam dimensi yang lebih luas. Bahkan beberapa di antaranya dikenal rajin merambah sub sektor yang sama sekali baru dan belum pernah digeluti sebelumnya.

Terdapat tiga generasi kedua dan ketiga yang diakui Ferry, mengubah wajah sektor properti Indonesia menjadi lebih dinamis. Mereka adalah Candra Ciputra dari Ciputra Group, Michael Widjaja dari Sinarmas Land Group, dan Michael Riady dari Lippo Group.

Dalam teropong Ferry, dibandingkan dengan Michael Widjaja dan Michael Riady, Candra Ciputra sedikit lebih konservatif. Ia tidak seagresif keduanya. Namun, Candra berani membuka diri terhadap tawaran investor asing. Sebut saja dengan Mitsui Corporation. Keduanya menjalin kolaborasi strategis dalam skema joint venture.

Komposisi Mitsui di perusahaan patungan ini sebesar 49 persen, sedangkan Ciputra 51 persen atas nama PT Ciputra Residence.

Menurut CEO Grup Ciputra, Candra Ciputra, perusahaan patungan tersebut telah mengakuisisi lahan seluas 60 hektar di Citra Raya dan CitraGarden Tangerang.

"Kami mengharapkan potensi profit dengan gross margin sebesar 45 persen dari transaksi akuisisi senilai Rp 430 miliar," ungkap Candra kepada Kompas.com, di Jakarta, Selasa (28/5/2013).

Ferry mengatakan, bila selama lebih dari tiga dekade Ciputra Group identik dengan pengembangan kawasan residensial skala kota, sejak lima tahun terakhir identitas itu berubah. Ciputra Group telah diperhitungkan sebagai salah satu pemain properti komersial terbaik.

Sementara agresifitas Michael Widjaja direpresentasikan oleh keberaniannya membuka keran investasi asing. Investor Hongkong Land, AEON Jepang, dan nama-nama lainnya mendapat tempat khusus dan dijadikan sebagai mitra strategis.

"Michael juga sukses melahirkan properti-properti dengan skema kerjasama inovatif. Konsep Built to suit atas pusat-pusat belanja AEON adalah salah satunya. Selain tentu saja, BSD City sebagai mahakarya Sinarmas Land yang telah membuat kawasan Serpong bertransformasi signifikan," imbuh Ferry.

Di tangan Michael pula, Sinarmas Land lebih percaya diri berekspansi ke luar Jawa. Mereka menggarap Balikpapan, Palembang dan Manado.

"Kota-kota seperti Palembang, Balikpapan dan Manado adalah kota yang akan kami garap dengan serius. Ketiganya memperlihatkan pertumbuhan signifikan setelah 4 tahun mengalami plantation booming (hasil bumi) seperti batu bara, kelapa sawit, dan minyak serta gas alam," jelas Michael kepada Kompas.com, di Serpong, Sabtu (24/8/2013).

Sedangkan tongkat estafet Lippo Group, berada di tangan Michael Riady. Ia dinilai Ferry, berani mengembangkan mixed use development di beberapa kota utama di Indonesia. Michael bahkan "berjudi" mengakuisisi pusat-pusat belanja "sakit" guna diubah menjadi aset dengan potensi recurring income tinggi.

"Dengan membangun banyak mal, sama artinya mendukung dunia wirausaha," kata Michael kepada Kompas.com, Selasa (22/3/2011).

Target 50 pusat belanja hingga 2020 merupakan potret keberanian Michael membawa Lippo Group menuju identitas barunya sebagai raja pusat belanja. Bukan lagi raja permukiman skala kota. Padahal ekspertis Lippo Group di sub sektor pusat belanja belumlah seproper pemain properti lainnya.

Ke depan, kata Ferry, sektor properti Indonesia memasuki masa-masa cerah dengan opsi jenis properti variatif. Sektor ini juga masih akan "dikuasai" oleh ketiganya. Karena mereka memiliki kapital besar, kemampuan membangun dan merampungkan apa yang sudah dimulai, sumber daya berketerampilan tinggi serta komitmen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com