Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Butik" Prada Bakal Digusur?

Kompas.com - 23/09/2013, 09:30 WIB
Tabita Diela

Penulis

www.dailymail.co.uk Prada membangun instalasi yang tampak seperti toko mungil di Gurun Chihuahua, sekitar 56 kilometer dari Marfa, Texas, Amerika Serikat.
www.dailymail.co.uk Tidak hanya penduduk Texas, selebriti dunia, seperti Beyoncé pun tertarik berfoto di depan instalasi ini. Dengan logo Prada terpampang besar di etalase
www.dailymail.co.uk Di dalam "toko"
www.dailymail.co.uk Sejak dibangun pada 2005, instalasi ini belum pernah terkena "sentilan"
TEXAS, KOMPAS.com — Siapa sangka "toko" semewah Prada bisa terkena penggusuran? Tentu berita besar dan sangat menarik. Tapi, tunggu dulu.

Sebenarnya, "toko" yang dimaksud kali ini bukan toko sebenarnya. Prada membangun instalasi yang tampak seperti toko mungil di Gurun Chihuahua, sekitar 56 kilometer dari Marfa, Texas, Amerika Serikat.

Instalasi yang dibangun oleh seniman asal Skandinavia, Michael Elmgreen dan Ingar Dragset, ini terbukti efektif menjaring perhatian calon konsumen. Tidak hanya penduduk Texas, selebriti dunia, seperti Beyoncé pun tertarik berfoto di depan instalasi ini. Dengan logo Prada terpampang besar di etalase "toko", merek baju ini sudah beriklan gratis.

 
Sayangnya, instalasi ini tidak dibarengi dengan berbagai surat izin. Secara teknis, menyalahi aturan tahun 1965 Highway Beautification Act. Dengan kata lain, iklan tanpa izin resmi di wilayah jalan tol Amerika Serikat bisa dicabut paksa oleh pihak berwenang. Namun, hingga kini pihak berwenang setempat belum memutuskan apa pun. Meski begitu, tetap saja, "toko" Prada unik ini berada dalam ancaman "penggusuran".
 
Di dalam "toko" mungil ini terdapat enam tas mewah Prada. Tiap tas dipaku ke dasar etalase untuk menghindari pencurian. Selain itu, di dalam toko ini juga ada 20 sepatu kanan dari koleksi musim dingin/musim gugur tahun 2005. Miuccia Prada sendiri yang memilih barang-barang di dalam "toko" ini.  

Uniknya, meski dirancang agar para pencuri tidak mengambil barang-barang, toko tersebut juga ditujukan untuk "kembali ke alam". Dengan kata lain, pihak Prada akan membiarkannya begitu saja, hingga rusak, tanpa perlu diperbaiki agar dapat menyatu kembali ke lanskap aslinya: gurun pasir kosong.

 
"Instalasi ini ternyata sebuah kritik pada industri barang mewah. Dengan cara, menempatkan sebuah toko di tengah gurun pasir," ujar Elmgreen. Ia juga memberikan alasannya "lupa" memohon izin pada pihak berwenang. Menurutnya, instalasi ini memang tidak ditujukan sebagai iklan. 
 
Pernyataan Elmgreen ada benarnya. Proyek yang menghabiskan dana 80.000 dollar AS (atau sekitar Rp 909 juta) ini tidak dibiayai oleh Prada. Alih-alih, lembaga nirlaba New York, Art Production Fund berkolaborasi dengan galeri seni kontemporer lokal Ballroom Marfa yang membiayainya.
 
Sejak dibangun pada 2005, instalasi ini belum pernah terkena "sentilan" apa pun. Baru karena adanya iklan Playboy Enterprises berupa palang besi dan lampu bergambar ikon kelinci Playboy, instalasi Prada ikut terseret.

Pendamping pengacara umum Oren Connaway yang menaksir kelegalan instalasi Playboy Marfa kemudian mempertanyakan juga status Prada Marfa. Dengan mudah, Elmgreen menyanggah bahwa perbedaan antara diminta oleh sebuah perusahaan untuk melakukan sesuatu bagi mereka dan menggunakan logo mereka, dan menggunakan logo milik orang lain bagi karyanya.

"Jika mereka ingin menghancurkannya karena birokrasi, kami runtuhkan saja. Lalu kita katakan, salah satu karya seni permanen yang tidak menghabiskan uang pembayar pajak di AS sudah tidak ada lagi," ujar Elmgreen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com