Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asia dan Timur Tengah Kuasai Pertumbuhan Pencakar Langit Dunia

Kompas.com - 02/09/2013, 15:26 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

DUBAI, KOMPAS.com - Laporan baru The Built Asset Wealth Index (Indeks Kekayaan Aset Terbangun) yang dikutip  Constructionweek Online, Senin (2/9/2013), memperkirakan Asia dan Timur Tengah merupakan wilayah dengan pertumbuhan gedung-gedung baru paling pesat, dalam satu dekade ke depan.

Meski dalam hal nilai keseluruhan aset terbangun, Amerika Serikat masih merupakan pasar terbesar di seluruh dunia dengan stok bangunan senilai 39,7 triliun AS, diikuti oleh China senilai  35,4 triliun dollar AS, Uni Emirat Arab (UEA) dinilai paling prospektif.

Laporan tersebut juga menyatakan bahwa Qatar saat ini berada di antara negara-negara dengan kekayaan (koleksi) bangunan terendah. Negara ini diperkirakan memiliki "hutan beton" senilai 300 miliar dollar AS atau ekuivalen dengan Rp 3.267 triliun.

Tak sebanding dengan tingkat kekayaan bangunan per kapitanya yang mencapai 143.000 dollar AS (Rp 1,5 miliar). Tepat di belakang Singapura dengan nilai 156.000 dollar AS (Rp 1,6 miliar), Jepang dan Australia. Padahal, Qatar juga memiliki pasar yang tumbuh paling cepat pada tahun lalu, yakni sebesar 8,4 persen.

Selama sepuluh tahun ke depan, pasok aset properti yang dibangun di Timur Tengah akan melejit sebanyak 63 persen menjadi 8,7 triliun dollar AS. Pasar aset terbangun di Uni Emirat Arab diperkirakan juga mengalami pertumbuhan dengan tingkat PDB tahunan mencapai 6-7 persen.

UEA paling prospektif karena negara jazirah ini telah memiliki tingkat kekayaan aset terbangun lebih tinggi ketimbang PDB-nya. Mereka menempati urutan ke-25 dengan pencapaian 1 triliun dollar AS. Sangat penting untuk dicermati bahwa ekspansi aset terbangun dengan pengelolaan hati-hati berhasil memaksimalkan manfaat ekonomi dari kapasitas yang meningkat secara produktif.

Di atas UEA, ada Arab Saudi yang bertengger di posisi 20 dengan nilai 2,1 triliun dollar AS dan  Qatar di peringkat 30 (300 miliar dollar AS) .

Head of Property and Social Infrastructure EC Harris's Middle East, Terry Tommason, mengatakan, mengingat ukuran relatif negara-negara seperti Qatar dan UEA dibandingkan dengan negara-negara seperti Amerika Serikat dan China, tidak mengherankan bila Timur Tengah saat ini tidak memiliki nilai aset terbangun tertinggi di panggung global.

"Namun yang mengejutkan adalah bahwa Timur Tengah tumbuh melebihi pesaing globalnya, dan sudah mengalahkan banyak negara lain," ujar Terry.

Di saat keseimbangan kekuatan ekonomi tengah bergeser, terlihat negara-negara di Timur dengan cadangan kas yang besar berinvestasi di kawasan-kawasan tertentu pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sedangkan negara-negara di Barat memiliki kawasan yang sudah "menua", dan tak memiliki banyak uang untuk mengubahnya secara signifikan. Ini merupakan konsekuensi bahwa telah terjadi keseimbangan kekuatan ekonomi dan politik di negara-negara berkembang dan kesenjangan pun terjembatani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com