Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Kaget... Rumah Murah Bakal Punya Fasilitas "Wah"!

Kompas.com - 30/08/2013, 09:35 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — "Harganya tetap Rp 95 juta dengan skema KPR FLPP. Akhir tahun ini kami akan bangun itu di Karawang Timur, lahannya ada 60 hektar. Kami akan jadikan ini proyek percontohan," ujar Nanan Diana, Presiden Direktur PT Duta Pratama Propertindo, kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (30/8/2013).

Nanan mengungkapkan, bukan tanpa strategi ia bisa membangun rumah murah itu dengan fasilitas "wah". Pihaknya sudah jauh hari membeli cadangan tanah untuk dibangun sebagai rumah murah bersubsidi, yaitu sejak 3 tahun lalu.

Pengembang yang tergabung sebagai anggota Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (DPP Apersi) ini mengatakan, harga KPR FLPP di Karawang berbeda dengan di Bekasi. Di Karawang, harga per unit Rp 95 juta, sementara di Bekasi sudah Rp 105 juta. Padahal, letak di antara keduanya tidak jauh.

"Harga tanah di kedua daerah sama tingginya. Untuk itu, kalau belanja tanahnya sudah dari tiga tahun lalu, tidak terasa. Tapi, kalau belanjanya baru tahun ini, itu sangat terasa sekali," kata Nanan.

Tahun ini target Duta Pratama Propertindo membangun rumah subsidi berskema KPR FLPP di Karawang adalah 1.000 unit. Sampai Agustus 2013, jumlah yang tercapai baru 30 persennya.

"Tapi, sampai Desember nanti kami yakin mencapai 80 persen dari target," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (DPP Apersi) Eddy Ganefo menyatakan bahwa situasi ekonomi nasional akibat depresiasi rupiah terhadap dollar AS jelas sangat berpengaruh pada sektor properti. Hal itu tak terkecuali berimbas pada pembangunan perumahan bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Bukan hanya komponen-komponen impor, melainkan tentu juga berpengaruh pada ekonomi Indonesia secara global, terutama kaitannya dengan material-material produksi lokal. Dengan kenaikan nilai dollar ini, kita khawatir akan semakin memberatkan pembangunan perumahan, khususnya rumah murah bersubsidi. Kita kan baru saja terkena imbas kenaikan BBM, itu saja belum selesai. Sebab, permintaan kita untuk kenaikan harga rumah subsidi belum juga dipenuhi pemerintah," ujar Eddy Ganefo di sela-sela lokakarya pajak untuk anggota DPP Apersi di Jakarta, Rabu (28/8/2013).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau