Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liriklah AS, Keuntungan di Depan Mata

Kompas.com - 09/06/2013, 11:43 WIB

KOMPAS.com - Saat negara-negara Asia seperti Indonesia, China, dan India menjadi buruan investor dunia, mulailah sejenak melirik Amerika Serikat. Negara besar ini mulai menunjukkan geliat perekonomian, khususnya sektor perhotelan. Permintaan sudah pulih pada tingkat yang lebih cepat ketimbang pertumbuhan ekonomi secara Nasional.

Presiden PKF Hospitality Research Mark Woodworth dalam presentasinya pada konferensi National Association of Real Estate Editor, Atlanta, pekan ini, menilai pasar perhotelan AS, berpotensi mendatangkan keuntungan. Menurutnya, sekarang adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi. "Tahun depan harus menjadi salah satu tahun terbesar yang dapat dicapai oleh bisnis perhotelan," kata Woodworth.

Mengapa harus berinvestasi di perhotelan AS?  Woodworth menyebut beberapa alasan. Menurutnya properti hotel akan "kecipratan" keuntungan dari tren pasar yang tengah terjadi saat ini. Baik berasal dari belanja (pengeluaran) bisnis maupun jumlah wisatawan yang menunjukkan tren meningkat. Keduanya merupakan faktor pendorong tumbuhnya permintaan sehingga tingkat hunian diperkirakan berada di atas angka rata-rata dalam beberapa tahun ke depan. Sementara di sisi lain, jumlah pasok hotel baru justru terbatas.

Diperkuat oleh riset STR Global yang memperlihatkan bahwa tahun ini di AS terdapat 320 proyek hotel baru. Naik dari tahun sebelumnya yang berjumlah 293 unit. Akan tetapi, proyek-proyek dalam tahap pra-perencanaan justru turun 19 persen dan proyek dalam tahap konstruksi sangat sedikit.

Dalam banyak hal, bisnis hotel memang belum mendapatkan keuntungan dari pulihnya perekonomian negara. Tarif kamar dan pendapatan masih relatif rendah. Bisnis meeting, incentives, convention and exhibition (MICE) pun belum pulih sepenuhnya. Namun begitu, yang menggembirakan ada ruang untuk tumbuh.

Menurut riset yang dipaparkan Jones Lang LaSalle dalam Konferensi Investasi International Hospitality Industry pekan ini, terdapat indikasi bahwa beberapa investor  tertarik membenamkan modalnya di sektor ini. Riset tersebut juga menyebutkan, terdapat transaksi hotel sampai 50 persen tahun ini, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dua penjualan portofolio besar menyumbang sebagian besar kenaikan. Volume transaksi tersebut masih akan tumbuh sebesar 10 persen pada 2013.

Investor sendiri secara tradisional masih tetap mewaspadai volatilitas pasar hotel, yang langsung terpengaruh oleh surutnya pertumbuhan ekonomi. Lagipula, tidak ada jaminan tren saat ini akan terus berlanjut. Anjloknya perekonomian bisa saja tiba-tiba terjadi dan dapat mendatangkan malapetaka pada industri ini.  Akan tetapi, menurut Woodworth, saat ini pasar menjadi lebih mudah diprediksi. Tingkat hunian secara keseluruhan akan mencapai 63,8 persen pada tahun 2014. Dan pertumbuhan pendapatan yang kuat diperkirakan terjadi di  Houston, Newark, Oakland, Chicago dan kota-kota lainnya.

"Hampir tidak ada kota yang menunjukkan kinerja buruk," kata Woodworth.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau