Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Pengembang Muda Siap Gantikan Ciputra

Kompas.com - 03/06/2013, 12:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia boleh bernafas lega karena dapat melahirkan generasi-generasi muda yang bervisi ke depan dan mewarnai konstelasi sektor properti. Prestasi mereka ini, tak langsung turun dari langit. Melainkan melalui elan positif, semangat, kerja keras dan pantang menyerah. Tak heran, kiprah mereka menyita perhatian publik. Mereka bahkan telah siap mengambil alih peran generasi pendahulu seperti Ciputra. Siapa para pengembang muda dengan kualifikasi menjanjikan tersebut?

Berikut profil mereka:

Elang Gumilang

Dalam usianya yang relatif belia, 28 tahun, ia patut menjadi teladan. Elang Gumilang kini memiliki holding company Elang Group yang menaungi dua perusahaan inti; PT Elang Semestaguna (Gemilang Property) dan PT Dwikarta Semestaguna. Yang pertama bergerak di sektor properti, lainnya perencanaan wilayah, konstruksi, arsitektur, hingga material bangunan. Ibarat burung, kepakkan sayap Elang, kian menjulang. Jika tiga tahun silam konsentrasi bisnisnya, melalui perusahaan pengembang Gemilang Property, pada properti kelas bawah. Kini ia menjelajah kelas di atasnya. Elang mengembangkan perumahan berkonsep "real estate" dengan harga jual antara Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar di kawasan Bogor Barat.

Peraih Wirausaha Mandiri 2007 ini memang sarat prestasi dan pantas menjadi inspirasi. Sebelum memutuskan untuk naik kelas, Elang telah berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kiprahnya dimulai dari koordinat nol tahun 2007, saat lulusan Institut Pertanian Bogor ini mengembangkan portofolio perdananya, Gemilang Property Griya Salak Endah I, Bogor. Meski sempat  tak dipercaya lembaga keuangan modern, tak mengurungkan tekadnya untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sesamanya. Hingga kini, Elang dan kelompok usahanya telah membangun 13 perumahan untuk MBR yang tersebar di beberapa lokasi pinggiran kota Bogor.

Ghofar Rozaq Nazila

Anak muda kelahiran 3 Februari 1982 ini merekam jejaknya sebagai pengembang sejak 2005. Bersama rekannya sesama alumni Universitas Indonesia, Ghofar membangun perusahaan pengembang berbendera Relife Property Group. Sepanjang sejarahnya, Relife Property berhasil mendapatkan berbagai penghargaan prestisius antara lain Indocement Award 2010 untuk The Best Performance in Marketing Stratgey and Customer Satisfaction.

Sejak menempati posisi sebagai CEO pada 2010 lalu, kinerja dan prestasi Relife Property tumbuh positif. Target pendapatan setiap tahun selalu terpenuhi. Kuartal I 2013, pendapatan yang sudah terbukukan mencapai hampir Rp 100 miliar dari lima proyek dengan rentang harga Rp 300 juta-Rp 1 miliar per unit. Ke depan, Relife Property fokus melakukan ekspansi di Makassar, Sulawesi Selatan dengan mengembangkan perumahan terintegrasi seluas 50 hektar dan eco resort di Lombok, Nusa Tenggara Barat, seluas 320 hektar. Selain berekspansi, mereka juga mulai menjajaki kelas lebih tinggi dengan membangun perumahan seharga Rp 600 juta-Rp 1,2 miliar. Memasuki usianya yang ke-delapan, Relife Property Group telah memiliki 12 portofolio properti.

AriTri Priyono

Ari mendirikan Riscon Victory  tahun  2004. Awalnya ia membangun rumah beberapa unit saja. Hingga kemudian rumah-rumah tersebut disambut antusias. Pasalnya, harganya sangat terjangkau, di bawah Rp 100 juta per unit. Kemudian tahun 2005, Ari mulai mengembangkan perumahan dengan skala lebih besar, namun tetap setia pada rumah sederhana sehat (RSH) sebanyak 60 unit. Nama perumahan pertama ini adalah Griya Kalisuren yang berlokasi di Desa Kalisuren, Kecamatan Tajurhalang, Bogor.

Kesuksesan portofolio perdananya, memacu Riscon Victory mengembangkan sejumlah proyek lainnya. Seperti pabrik, rumah tinggal, gedung pemerintah, infrastruktur dan fasilitas lainnya. Sejak akhir tahun 2005, Riscon Victory secara resmi menjadi anggota tetap Asosiasi Pengembang Perumahan & Pemukiman Seluruh Indonesia (APERSI). Hingga akhir tahun 2012, mereka telah mengerjakan 24 proyek di berbagai lokasi.

Tak puas hanya menjadi pengembang, Ari pun bermain di industri terkait properti yakni material bangunan. Ia secara formal mendirikan badan hukum PT Citra Las. Selain itu, mereka juga mengerjakan sendiri konstruksi properti-propertinya atas nama PT Okarista Sejati, PT Hassanah Farm untuk lansekap dan PT Riscon Property untuk promosi dan pemasarannya. Dengan strategi penguasaan bisnis dari ‘hulu’ ke ‘hilir’ ini, Riscon Victory mampu mencetak omset sampai Rp 100 miliar tahun lalu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau