Perang Sengit Pondok Indah dan Lippo di Jakarta Barat

JAKARTA, KOMPAS.com — Persaingan ketat memaksa Pondok Indah Group dan Lippo Group merancang properti dengan konsep dan gimmick harga menarik demi menaklukkan pasar.

Kompetisi tersebut terjadi di Sentra Primer Baru Barat (SPBB) Jakarta, sebuah kawasan komersial baru yang mengalami pertumbuhan sangat pesat.

Keduanya saat ini tengah menggarap superblok bertajuk Puri Indah CBD seluas 180 ha dan St Moritz Penthouse and Residences di atas lahan 12 hektar.

Menurut riset Jones Lang LaSale, Jakarta Barat merupakan kawasan dengan pertumbuhan permintaan paling tinggi untuk saat ini dibandingkan kawasan lainnya, yakni 25-30 persen per tahun. Hal ini tentu memotivasi Pondok Indah dan Lippo membenamkan investasinya hingga triliunan rupiah.

Direktur Marketing Pondok Indah Felix S Hasamin mengatakan, proyeksi pertumbuhan harga properti di Jakarta Barat pasca-pengembangan perdana Puri Indah CBD dan St Moritz mencapai 20 persen per tahun.

"Itu angka ekspektasi konservatif yang bisa kami prediksikan. Tower Pertama The Windsor di Puri Indah CBD yang dilepas Rp 16 juta per meter persegi pada 2011 saat ini berada pada level Rp 22 juta per meter persegi," ungkap Felix.

Sementara itu, St Moritz yang dibanderol Rp 13 juta per meter persegi pada 2008 silam mencapai harga aktual sekitar Rp 30 juta per meter persegi.

Tak mengherankan, Pondok Indah kemudian merilis tower kedua The Windsor bernama Signature dengan harga jauh di atas tower pertama, yakni sekitar Rp 26 juta per meter persegi. Sebelum resmi dibuka untuk publik, Signature telah mendapatkan konfirmasi pembelian sebanyak 30 unit dari total 155 unit.