KOMPAS.com - Hampir 70 tahun setelah kematian Benito Mussolini, media Italia mempublikasikan gambar-gambar dan video yang mereka sebut dengan "bunker terakhir Mussolini". Bunker tersebut berada di kantor pusat Sang Diktator di Palazzo Venzia, Roma.
Bunker ini merupakan konstruksi pertahanan yang terakhir dibuat oleh Benito Mussolini untuk melindunginya dari serangan bom RAF (Royal Air Force, Angkatan Udara Inggris). Dinding-dinding beton dibangun 15,2 meter di bawah kantor pusat Mussolini di Roma.
Rahasia mengenai keberadaan konstruksi bunker ini begitu rapat terjaga. Para insinyur menemukan lubang palka ketika melakukan perbaikan struktural pada pondasi kantor pusat Mussolini.
Seperti dilaporkan www.dailymail.co.uk, bunker tersebut baru ditemukan pada 2011 lalu. Sementara itu, www.huffingtonpost.com justeru mengutip La Stampa, bahwa bunker ini ditemukan pada 2010. Ahli sejarah percaya, salah satu sekutu terdekat Adolf Hitler di era Perang Dunia Kedua ini membangun bunker tersebut untuk dirinya sendiri dan kekasihnya, Claretta Petacci. Kedua orang ini dapat bersembunyi di dalam bunker yang memiliki sembilan ruang.
Denah bunker ini sengaja didesain agar dapat dengan cepat diakses oleh Mussolini ketika terjadi usaha pembunuhannya. Bunker seluas 80 meter persegi ini dapat diakses melalui sebuah tangga batu bata. Dari sana, Mussolini atau siapa pun pengaksesnya akan menemukan beberapa kompartemen.
Beton kasar
Rencananya, dua tahun setelah ditemukan, bunker ini akan dipamerkan ke muka publik pada musim gugur. Bunker ini tidak akan lagi menjadi tempat persembunyian bagi diktator, namun sebagai sebuah museum.
Arsitek Carlo Serafini mengatakan kepada koran La Stampa, bahwa pihaknya melihat adanya beton bertulang. Ia benar-benar mengakui hal itu.
"Ini adalah bunker keduabelas di Roma. Ini merupakan bunker terakhir Benito Mussolini. Mungkin, bunker ini hanya didesain untuk Mussolini sendiri, bersama satu orang lagi. Kemungkinan besar, satu orang tersebut adalah kekasih Mussolini, Claretta Petacci," ujar Serafini.
"Struktur bunker ini masih solid, mungkin saja bunker ini telah mampu menahan ledakan bom bertubi-tubi, meski tergantung pada kekuatan ledakan. Yang jelas, bunker ini benar-benar tersembunyi dengan baik," ungkapnya.
Mussolini menginstruksikan pembangunan konstruksi bunker ini pada 1942 setelah ia mencurigai RAF berencana menjalankan serangan mematikan di kantor pusatnya. Meski sang diktator tidak pernah tinggal di dalam bunker tersebut, menurut Serafini, setidaknya Mussolini pasti pernah menginspeksi kemajuan pembangunan bunker tersebut.
Menurut reportase La Stampa, bunker ini tampak tidak diselesaikan dengan sempurna. Bangunan tersebut memiliki dinding beton kasar.
Ada beberapa lubang di dinding yang memang dimaksudkan untuk sistem pembuangan dan kabel-kabel listrik. Namun, lantai bunker ini juga belum dipasang.
Meski belum selesai, bunker ini sudah memiliki rute melarikan diri yang direncanakan dengan matang. Ada dua rute melarikan diri dari bunker ini. Satu mengarah ke taman gereja San Marco, yang lainnya ke bunker lain di dekat monumen Victor Emmanuel II.
Ketakutan Mussolini sebenarnya bukan hanya isapan jempol atau tindakan paranoid semata. Pada hari-hari akhir kekuasaan Mussolini, kehidupannya memang tengah terancam.
Pada Juli 1943, Komandan RAF meminta izin kepada Winston Churchill untuk menghabisi sang diktator yang dikenal dengan sebutan Il Duce, Sang Pemimpin. Rencananya adalah mengebom kantor pusatnya dan tempat tinggal resmi Mussolini di Villa Torlonia.
Namun, Menteri Luar Negeri Anthony Eden menyangsikan kesuksesan rencana tersebut. Ia mengkhawatirkan adanya korban jiwa dari penduduk Roma dan kerusakan kota akibat bombardir tersebut.
Mussolini akhirnya ditangkap dengan perintah Raja pada 1943 setelah invasi Sekutu ke Italia. Mussolini sempat lolos dari penjara berkat bantuan Nazi, namun ia tertangkap kembali pada 1945 dan dieksekusi oleh simpatisan Italia. Jenazah Mussolini kemudian dibawa ke Milan dan digantung terbalik untuk disaksikan masyarakat.
Baca juga: Seperti Inilah Gedung Pencakar Langit di Masa Depan....
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.