Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Track Record" Baik, Masyarakat Bisa Terima Bantuan Rumah

Kompas.com - 08/01/2013, 16:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) kini memiliki struktur kepengurusan DPD APERSI Kalimantan Selatan. Ketua DPD APERSI Kalimantan Selatan H. Hasyim KA mengatakan, pembentukan dan pelantikan yang serba cepat tersebut bertujuan agar pekerjaan pembangunan di Kalimantan Selatan lebih efektif.

"APERSI lebih banyak mengurusi perumahan untuk kelas menengah, lebih relevan, dan kami dapat bekerja lebih efektif," ujar Hasyim di acara peresmian dan pelantikan kepengurusan DPD APERSI ke-26 tersebut di Jakarta, Selasa (8/1/2013).

"Karena kami fokus pada (pembangunan) rumah menengah ke bawah, kami rasa lebih tepat bergabung pada APERSI yang juga fokus pada perumahan menengah ke bawah. Kami lebih tepat bernaung di sini," imbuhnya.

Menurut Hasyim, organisasi yang sebelumnya menaungi para pengembang di Kalimantan Selatan memiliki skala yang terlampau besar sehingga tidak fokus menyalurkan bantuan dari pemerintah. Padahal, menurut Hasyim, program KPR skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau program rumah bersubsidi cukup bagus dan tepat di sana.

"Dengan demikian, kami mengharapkan adanya daya saing dan situasi yang kondusif untuk memenangkan pasar," kata Hasyim.

Sementara itu, Ketua Umum APERSI Eddy Ganefo menekankan pentingnya mendahulukan pembangunan rumah bagi masyarakan berpenghasilan rendah. Menurut dia, APERSI merasa program rumah bersubsidi untuk MBR tidak terlalu termanfaatkan sehingga berharap subsidi dari pemerintah pusat dan daerah bisa dimanfaatkan lewat pengembang yang tergabung dalam APERSI.

"Pengurus menjadi jembatan Pemerintah Pusat dan Daerah ke masyarakat sehingga masyarakat berpenghasilan rendah dapat memiliki rumah seperti mandat undang-undang," kata Eddy.

Masyarakat Kalimantan Selatan sendiri terkenal dengan penghidupannya yang berasal dari tambang rakyat. Masyarakat setempat tidak bekerja pada perusahaan dan tidak memiliki izin usaha sehingga kebutuhan mereka tidak terakomodir oleh perbankan.

"Masyarakat yang berada dalam sektor informal tersebut membutuhkan jalan keluar dan kami berjanji menemukan jalan keluar untuk masalah tersebut," ucap Eddy.

Dia mengatakan, APERSI saat ini telah melakukan kontak dengan Bank Tabungan Negara (BTN). Pihak BTN sendiri telah menyiratkan adanya jalan keluar bagi masyarakat berpendapatan informal.

"Selama memiliki track record yang baik, mereka bisa mendapatkan bantuan dalam membeli rumah. Namun, hitungannya bukan 30 persen dari pendapatan rata-rata, tapi 40 persen," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Berita
Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Berita
Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com