Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Renovasi "Rumah Halal" Picu Sengketa di Belanda

Kompas.com - 26/12/2012, 15:31 WIB

KOMPAS.com - Renovasi apartemen di Amsterdam, Belanda, yang dijuluki "rumah halal" di media, memicu sengketa politik di Belanda. Sekitar 180 apartemen di Belanda direnovasi secara khusus sesuai dengan permintaan penghuni Muslim.

Sejumlah fasilitas yang berbeda ini termasuk tempat wudu dan pintu pemisah antara perempuan dan laki-laki.

Sejumah politisi sayap kanan memicu debat publik terkait perombakan apartemen ini dengan pernyataan, bahwa siapapun yang meminta renovasi khusus "harus angkat kaki dan pergi ke Mekah." Dari luar, gedung apartemen ini tidak tampak berbeda dengan perumahan lain di kawasan Bos dan Lommer tersebut.

Wim de Waard dari asosiasi perumahan Eigen Haard menekankan perubahan itu "bukan didasarkan pada kepentingan agama, namun kepentingan praktis."

Penyesuaian itu, tambah De Waard, dilakukan menyusul konsultasi dengan penduduk setempat, termasuk kelompok Muslim.

De Waard juga menekankan apartemen itu tidak dikhususkan untuk warga Muslim, namun siapapun yang mampu menyewa didasarkan pada besarnya gaji serta jumlah anggota keluarga secara keseluruhan.

Kontak warga dari berbagai negara

Namun politisi anti-Islam Belanda Geert Wilders menuduh pemerintah memberikan subsidi kepada kelompok minoritas ini. Seorang pengembang perumahan dan pendukung partai Wilders mengatakan, ia "terkejut" atas konsep "rumah halal".

"Gagasan aneh. Saya kira semula hanya guyonan," kata pendukung yang tidak disebut namanya itu.

"Para imigran ini berasal dari kelas sosial bawah. Mereka tidak terdidik. Mereka membawa nilai-nilai seperti ini ke masyarakat Belanda. Yang terjadi harus sebaliknya. Mereka yang harus beradaptasi dengan nilai modern dan kebebasan kami," tambahnya.

Namun, banyak warga di seputar perumahan mengatakan hal yang terjadi di dalam rumah tidak akan mengganggu.

Tess Duijghusien, yang tinggal di blok apartemen yang sama mengatakan, "Banyak orang baru yang datang, anak-anak muda seperti saya." "Dan terjadi kontak antara warga berbagai negara dan ini sangat menyenangkan," kata Duijkhusien.

Debat semakin memanas karena dana yang digunakan untuk renovasi berasal dari anggaran publik. Namun, asosiasi perumahan Belanda mengatakan komplek apartemen itu direnovasi sebagai daya tarik tersendiri agar semakin banyak yang menyewa.

Baca juga:  Gereja-gereja yang "Hilang" di Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com