Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Rumah yang Bergeser Makna

Kompas.com - 26/12/2012, 13:51 WIB

KOMPAS.com - Penataan lanskap pada taman rumah hendaknya memperhatikan beberapa hal, di antaranya perencanaan dan perancangan desain, perawatan dan seni. Selain itu, tujuan pembuatan taman juga harus jelas dan terarah, baik hanya untuk dinikmati keindahannya atau ada unsur lain.

Pada umumnya, unsur keindahan menjadi tujuan utama, sedangkan unsur lainnya seperti ekologi, religi, sosial menjadi unsur pendukung. Namun, perubahan gaya hidup orang dari masa ke masa terus menciptakan arah tren tujuan pembuatan taman rumah.

Pada era dulu, pembuatan taman banyak ditujukan sebagai tempat bersosialisasi. Hal ini dapat diperhatikan dari luasnya halaman, materi lunak terdiri dari pepohonan dan semak dengan jumlah yang terbatas. Elemen kerasnya terdiri dari krakal yang disebar merata pada satu jalur berfungsi sebagai jalan. Pada sisi kanan atau kiri diberi ruang kosong lapang yang tidak diisi oleh materi keras maupun lunak.

Ruang kosong tersebut berfungsi sebagai tempat bermain anak-anak. Ruang kosong ini lebih dominan dibandingkan elemen lunak maupun keras.

Arena bermain

Pada zaman dulu, kebutuhan berkumpul adalah hal utama. Kegiatan masyarakat pada zaman dulu diantaranya anak-anak bermain di taman rumah yang lapang, ibu-ibu saling ngerumpi di teras rumah, bapak-bapak berkumpul di depan rumah untuk membicarakan permasalahan kampung dan sebagainya. Konsep taman rumah pun terlihat lapang, berisi beberapa pepohonan rindang ditambah elemen kerakal menjadi komposisi yang seimbang dengan gaya hidup orang saat itu.

Jenis elemen keras yang dikenal saat itu masih terbatas. Kerakal paling mudah dijumpai, disusul pagar tembok dan pembatas dari bebatuan.

Kreasi indah taman dari orang-orang terdahulu memang dilatarbelakangi oleh kebutuhan bersosialisasi. Sementara pada era sekarang sudah sangat berbeda jauh. Kebutuhan materi lebih dominan dibandingkan dengan kebutuhan bersosialisasi.

Memang, waktu yang dimiliki oleh "orang sekarang" serba terbatas karena disibukkan oleh aktivitas hariannya. Dari sini pun akhirnya terlihat, bahwa gaya hidup mereka sangat mempengaruhi gaya desain taman di rumahnya.

Mereka cenderung menginginkan ketenangan dan keteduhan dalam hidup mereka. Alhasil, gaya desain rumah pun dipilih yang cocok, yaitu dekat dengan alam.

Oleh karena itulah, kita akan sering menjumpai kreasi taman rumah zaman sekarang yang didominasi oleh aneka macam pepohonan dan bebatuan alami. Terkadang unsur religi ikut dimasukkan ke dalam kreasi taman rumahnya.

Bagaimana dengan Anda?

(Iman_justuklix/Kompasianer)

Baca juga: Akhirnya... Pohon Natal Ini Mengundang Kontroversi!

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banjarnegara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Berita
Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel 'Stainless Steel' di Dapur

Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel "Stainless Steel" di Dapur

Tips
Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Apartemen
Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Perkantoran
186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

Berita
4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

Berita
Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bandung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bandung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Sertifikat Elektronik Persempit Ruang Gerak Mafia Tanah

Sertifikat Elektronik Persempit Ruang Gerak Mafia Tanah

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com