JAKARTA, KOMPAS.com - Volume ekspor furnitur Indonesia ke beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat menurun akibat krisis ekonomi dunia. Oleh karena itu, para pengusaha furnitur sekarang ini memasarkan dan mengekspor produk-produknya ke beberapa negara di luar Eropa, seperti negara-negara di Amerika Selatan dan di Timur Tengah.
"Misalnya, ekspor mebel kita pada 2008 bisa mencapai 30 juta dolar Amerika, tapi sekarang menurun karena keadaan ekonomi dunia yang kurang baik," jelas Direktur Utama PT. Mediatama Binakreasi, Bramantyo W, di sela jumpa pers Indonesia Furniture Fair (IFF) ke-7 di Jakarta, Selasa (6/11/2012).
Ia mengaku yakin, keunggulan produk furnitur dalam negeri sehingga dapat menarik para pembeli, termasuk dari pasar dalam negeri yang semakin besar. Bramantyo juga mengatakan, secara umum, tren furnitur yang akan datang lebih mengarah pada furnitur bergaya minimalis dan modern.
"Kalau melihat tren, furnitur bergaya minimalis dan modern akan banyak diminati karena para pembeli sekarang ini berasal dari generasi muda modern yang kebanyakan tinggal di apartemen dan flat yang ruangannya tidak terlalu besar," katanya.
Tahun ini, Mediatama Binakreasi kembali menyelenggarakan pameran furnitur tahunan atau Indonesia Furniture Fair (IFF) ke-7 pada 24 November hingga 2 Desember mendatang di Jakarta Convention Center (JCC).
"Seiring berkembangnya bisnis properti di Indonesia, kami optmistis pertumbuhan industri furnitur terus naik," timpal project officer IFF, Ken Aditya.
Ken mengatakan, pameran bertema "Furniture adalah Kehidupan" itu akan diikuti oleh sekitar 110 pengusaha furnitur dari seluruh Indonesia. Mereka akan akan menyajikan produk-produk furnitur berkualitas dan ramah lingkungan.
Menurut Ken, target transaksi IFF tahun ini ditetapkan sebesar Rp 25 miliar, sedangkan nilai transaksi dari IFF tahun lalu mencapai Rp 20 miliar.
"Kalau untuk pengunjung, kami menargetkan 30.000 sampai 35.000 orang dalam sembilan hari. Kami menargetkan lebih tinggi, karena jumlah pengunjung tahun lalu mencapai 27.000 orang dalam sembilan hari," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.