Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revitalisasi, Prospek Cerah Masa Depan Cibaduyut

Kompas.com - 08/10/2012, 16:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Pasca-ditetapkannya Cibaduyut sebagai salah satu kawasan yang akan direvitalisasi secara bertahap oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pada 2011, geliat kawasan salah satu sentra ekonomi dan wisata belanja di Bandung ini semakin terasa.

Kawasan yang selama ini identik dengan kesan kurang tertata dan macet tersebut mulai menunjukkan eksistensi dan potensinya sebagai sebuah kawasan yang dikenal luas hingga mancanegara. Salah satu indikator bangkitnya kawasan ini ditandai dengan masuknya beberapa pengembang swasta nasional yang telah memiliki konsep sejalan dengan rencana revitalisasi itu.

Pemkot Bandung sendiri secara bertahap akan mengupayakan perbaikan infrastruktur jalan, trotoar, drainase, dan sarana perparkiran kawasan Cibaduyut. Pemkot juga akan mengupayakan membangun prasarana gedung untuk ruang berbagai produk yang dihasilkan, tidak kecuali penataan gapura atau gerbang yang menunjukkan keberadaan kawasan.

Khusus persoalan parkir kendaraan pengunjung di sentra sepatu Cibaduyut terdapat lahan seluas 1,5 hektar milik warga yang direlakan untuk dijadikan lahan pakir. Hal ini bisa mengatasi kemacetan lalu lintas di lokasi. Pengunjung pun didekatkan pada obyek komoditas yang dituju.

"Memang, selama ini Cibaduyut sempat dianggap kurang prospektif untuk permukiman dan investasi. Hal ini karena daerah Cibaduyut sudah dipersepsikan sebagai tempat industri yang kurang tertata. Akibatnya, masyarakat enggan bermukim di sana," kata Go Hengky Setiawan, CEO Binakarya Propertindo Group, kepada Kompas.com di Jakarta, Senin (8/10/2012).

Tak heran, kata Hengky, searah dengan rencana revitalisasi tersebut, pihaknya melakukan konsorsium bersama Istana Group, salah satu pemain lama bisnis properti di Bandung, untuk ikut ambil bagian. Konsep yang direncanakan keduanya adalah membangun Golden Gateway, sebuah hunian vertikal di kawasan Cibaduyut ini.

"Secara geografis, kawasan ini sangat strategis karena berada di tengah dua pintu keluar tol sekaligus, yaitu gerbang Tol M Toha dan Kopo. Secara administratif, Cibaduyut juga masuk dalam wilayah Kota Bandung. Otomatis, nantinya nilai tanah maupun bangunan di kawasan ini akan meningkat cepat," ujar Hengky. 

Selain itu, hal lain yang ikut mendukung nilai tersebut adalah program revitalisasi dari pemerintah kawasan. Dengan revitalisasi ini, Cibaduyut diharapkan akan segera menjadi primadona baru.

Eric Yanata, Direktur Istana Group, mengungkapkan prospek investasi properti, khususnya apartemen di Bandung, sangat bagus. Hal ini mengingat Bandung merupakan tujuan wisata dan memiliki banyak perguruan tinggi negeri ataupun swasta terkemuka sekaligus sebagai salah satu kota dengan akses termudah dan terdekat dengan Jakarta. Setiap tahun, harga properti di Bandung mengalami kenaikan sekitar 10 persen.

"Dengan potential buyer tak kurang dari 5 juta jiwa, Bandung memang punya magnitude khas yang tak dimiliki kota lain. Daya beli tinggi, keinginan berbelanja juga tinggi. Di sisi lain, ada kebutuhan yang belum diakomodasi secara maksimal, terutama hunian sesuai dengan profil market kota yang cenderung high profile," ujarnya.

Eric optimistis, kawasan Cibaduyut menyimpan potensi luar biasa di masa mendatang. Selain aksesibilitas, yaitu diapit sekaligus oleh dua gerbang tol, kawasan Cibaduyut juga sudah dikenal sebagai sentra industri kerajinan sekaligus pusat wisata belanja sepatu, tas, dan segala macam aksesori fashion lainnya.

"Saya berharap bukan hanya meningkatkan pamor kawasan dan potensi kawasan, berjalannya program ini juga akan segera meningkatkan nilai investasi kawasan Cibaduyut dan sekitarnya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com