JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan analisa konsultan properti Cushman & Wakefield, ekonomi makro Indonesia diperkirakan akan terus meningkat sampai 2012. Dengan demikian, daya beli masyarakat juga diharapkan akan terus meningkat.
Kondisi ini disimpulkan berdasarkan tingginya tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, tingkat inflasi, suku bunga stabil, dan performa bursa saham yang baik selama semester pertama 2012. Makin meningkatnya daya beli masyarakat ini ditunjang dengan berbagai pusat perbelanjaan baru yang telah atau akan dibuka.
Hasil riset Cushman & Wakefield terhadap pasar retail di Jakarta juga memaparkan, bahwa kegiatan sewa pada pasar pusat perbelanjaan di Jakarta tercatat sangat aktif sepanjang kuartal ketiga 2012. Jumlah rekor tertinggi penyerapan per kuartal sebesar 161.600 meter persegi. Sebagian besar penyerapan ruang ritel terjadi pada pusat perbelanjaan yang baru selesai dibangun seperti Grand Paragon, Kota Kasablanka, dan Lippo Mall Kemang.
Head of Research and Advisory Cushman & Wakefield Arief Rahardjo mengungkapkan adanya perkembangan menarik dalam pasar retail Indonesia, khususnya Jakarta. Take up atau tingkat penyerapan pada kuartal ketiga naik cukup pesat lantaran adanya pusat perbelanjaan yang baru selesai dibangun.
"Ada tiga pusat perbelanjaan yang semuanya punya penyewa cukup baik. Maka itu net take up-nya naik sekali," ujar Arief.
Executive Director Retail Marketing Cushman & Wakefield, Lini Djafar, menambahkan, selama ini permintaan sedikit karena tidak ada mal baru.
"Nah, sekarang ini ada. Semua tenant punya mood ekspansif yang positif. Banyak yang mau menyewa," kata Lini.
Tiga pusat perbelanjaan baru tadi misalnya, belum sepenuhnya beroperasi. Maka dari itu, jumlah ruang yang tersedia semakin banyak. Menurut Lini, jika sebuah pusat perbelanjaan atau mal didesain dengan baik dan memiliki konsep tepat, pengusaha tidak perlu kuatir akan sepinya penyewa.
Saat ini, tingkat hunian rata-rata pusat perbelanjaan di Jakarta menjadi turun 0,5% dibandingkan kuartal sebelumnya. Ruang ritel kosong sampai September 2012 berjumlah 729.100 meter persegi. Jumlah keseluruhan ruang ritel yang tersedia di Jakarta pada kuartal ketiga 2012 berjumlah 3.814.600 meter persegi. Jumlah ini terdiri dari 2.688.800 meter persegi pusat perbelanjaan sewa dan 1.125.800 meter persegi pusat perbelanjaan strata-title. Bila pada akhir 2012 ini Cikini Gold Center selesai dibangun, maka akan terdapat 3.818.600 meter persegi pasokan ruang ritel di Jakarta pada akhir tahun ini.
Terkait perkembangan pusat perbelanjaan tersebut, seperti diberitakan sebelumnya, Komisi II DPR RI pada awal minggu ini meminta pemerintah melakukan pengawasan lebih ketat atas rencana pengembang membangun mal-mal baru di Indonesia.
Anggota Komisi II DPR RI Alexander Litaay menekankan, pengawasan perizinan harus menjadi sorotan bagi pembangunan pusat-pusat perbelanjaan. Pasalnya, pusat perbelanjaan memiliki potensi memberikan kerugian bagi masyarakat. Kita lihat saja, apakah pengetatan pengawasan ini akan berpengaruh langsung terhadap pasar retail di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.