Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daripada Rusak, Rusunawa Dipakai untuk Asrama Mahasiswa

Kompas.com - 22/11/2011, 12:18 WIB

MATARAM, KOMPAS.com - Meskipun belum ada izin resmi dari Menteri Perumahan Rakyat, Rektor Universitas Mataram Prof H Sunarpi akan mengambil langkah nekat untuk memanfaatkan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa). Ia khawatir bangunan tersebut akan rusak karena belum juga terpakai.

"Kami akan nekat. Toh, yang akan memanfaatkan rumah susun sederhana sewa itu adalah anak-anak bangsa yang mengenyam pendidikan di Universitas Mataram. Kalau tidak begitu, bangunan akan rusak. Buktinya, sebagian besar kunci pintu kamar sudah hilang," katanya di Mataram, Senin (21/11/2011) kemarin.

Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) bekerja sama dengan Unram membangun (Rusunawa) asrama mahasiswa di lingkungan kampus perguruan tinggi tersebut. Saat itu, pada 16 Maret 2009, Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Mohammad Yusuf Asy’ari sempat meninjau lokasi pembangunan rusunawa sebagai asrama mahasiswa Unram didampingi Kepala Pusat Pengembangan Perumahan Kementerian Perumahan Rakyat, Andi Zainal A. Dulung,

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Ir H Badrul Munir dan Rektor Unram Prof Dr Ir Mansur Ma’shum (sebelum diganti Prof Sunarpi Ph.D). Rusunawa asrama mahasiswa Unram tersebut berlantai empat dengan jumlah kamar 96 unit, dibangun di atas tanah seluas 5.000 meter persegi dengan total luas lantai 3.500 meter per segi, serta unit hunian tipe 21 meter persegi mampu menampung tiga hingga empat mahasiswa.

Adapun rusunawa yang dibangun PT Metro Lestari Utama mulai 11 Desember 2008 dan selesai pada 2009 itu dilengkapi kamar mandi dan WC, serta ruang belajar di setiap lantai hunian. Pembangunannya menelan biaya sebesar Rp 9,86 miliar.

"Cuma, yang jadi persoalan adalah belum ada serah terima pengelolaan dari Kemenpera ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kemenpera ke Unram," katanya.

Meskipun demikian, kata Sunarpi, pihaknya tidak tinggal diam. Beberapa upaya telah dilakukan seperti mendatangi langsung Kemenpera dan Kemendikbud menanyakan kejelasan pemanfaatan rusunawa tersebut.

"Kami sudah susul ke Kemendikbud. Tapi, malah mendapat jawaban suruh tunggu kepastian," ujarnya.

Upaya lain yang dilakukan adalah dengan melakukan pengadaan sarana dan prasarana seperti fasilitas air dan listrik yang belum terpasang serta meubelair. Dana untuk pengadaan seluruh fasilitas rusunawa tersebut bersumber dari dana APBN Perubahan sebesar Rp 1,6 miliar dan dari bantuan Pemerintah Kota Mataram sebesar Rp 250 juta.

"Pengadaan sarana dan prasarana yang bersumber dari dana APBN Perubahan dilakukan dengan pola tender dengan pihak ketiga. Proses tender akan dilakukan dalam waktu dekat ini, sehingga pada 2012 sudah bisa ditempati mahasiswa," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com