BANDUNG, KOMPAS.com - Kota Bandung boleh berbangga, karena bangunan-bangunan tua saksi sejarahnya masih mudah dijumpai. Tak salah, untuk urusan konservasi bangunan warisan sejarah dan budaya, DKI Jakarta sepatutnya mencontoh Bandung.
"Jakarta sebenarnya kaya dengan bangunan peninggalan sejarah, seperti Kota Lama. Tapi, mengapa lebih sulit melakukan konservasi bangunan di Jakarta ketimbang di Bandung," kata Frances B Affandy, Executive Director Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung atau sering disebut Bandung Heritage Society di Bandung akhir pekan lalu.
Frances mengatakan, di Bandung masih bisa dijumpai bangunan-bangunan bersejarah yang bisa dimaknai kisahnya, dicintai, dan dilindungi keberadaannya. Meski tak menepis kenyataan, bahwa banyak pula bangunan bersejarah yang telah dihancurkan dan berganti fungsinya, Frances dengan bangga bersama komunitasnya terus "menularkan" kecintaan pelestarian budaya kepada generasi muda di Bandung.
"Kami berupaya melakukan konservasi terhadap gedung dan bangunan bersejarah di Bandung. Kami mengupayakan pengembalian bentuknya sama seperti zaman dulu ketika dibangun. Bahkan bangunan ini bisa difungsikan dengan baik, seperti Vila Isola yang kini menjadi kantor rektorat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)," ujar Frances.
Pada kesempatan yang sama Frances mengaku senang menyambut kedatangan rombongan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta dalam kegiatan jalan-jalan konservasi arsitektur karya C.P. Wolff Schoemaker. Schoemaker merupakan arsitek kenamaan Belanda yang banyak berkarya di Indonesia. Hasil karyanya seperti Villa Isola, Hotel Preanger, Gedung Merdeka, Bioskop Mayestik, Kantor PLN, dan masih banyak lagi.
Menurut Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta, Her Pramtama, kegiatan konservasi ini merupakan pembelajaran memetakan konservasi bangunan tua bersejarah. Sebagai asosiasi arsitek pihaknya mengaku prihatin terhadap perkembangan pembangunan bangunan tua di Jakarta. Kerapkali, pembongkaran bangunan malahan mengubah suatu karya yang memiliki nilai historis tinggi.
"Oleh karenanya, dengan peta konservasi ini diharapkan menjadi alat pengendali pembangunan di Jakarta. Dalam pembangunannya menggunakan kesadaran dan kepedulian akan bangunan bersejarah sehingga kota ini akan mendapatkan manfaat dari wisata sejarah, dan berpotensi mengerakkan perekonomian kota," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.