Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

REI Jamin Pengembangnya Siapkan Bangunan Tahan Gempa

Kompas.com - 25/08/2011, 11:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Perusahaan Realestate Indonesia (REI) menjamin bangunan yang didirikan tahan gempa disesuaikan dengan zonasi gempa yang telah ditetapkan pemerintah.

"Kami menggunakan teknologi konstruksi ramah gempa sehingga bangunan yang dirikan tetap terjamin keamanannya," kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat REI, Setyo Maharso di Jakarta, Kamis (25/8/2011), terkait gempa di Washington DC, Amerika Serikat (AS), yang berkekuatan 5,9 pada Rabu (24/8/2011). Gempa tersebut menimbulkan kerusakan struktural yang parah pada sejumlah bangunan.

Setyo mengatakan, ahli bangunan Indonesia saat ini terus mengembangkan konstruksi ramah gempa. Konstruksi "sarang laba-laba" merupakan konstruksi buatan putra Indonesia yang dapat diaplikasikan pada daerah-daerah gempa, termasuk kondisi tanah kritis. Bangunan di Indonesia yang telah menggunakan konstruksi sarang laba-laba tersebut saat di antaranya Mall Tatura Palu, Mall Grand Basco Padang, Mall Hadi Manokwari, Gedung Sentra Bisnis Simeulue NAD, serta Pasar Tradisional Bengkulu.

Ia mengatakan, pemerintah daerah di kawasan gempa terus memperketat izin mendirikan bangunan (IMB), terutama pada bangunan-bangunan publik yang banyak dikunjungi masyarakat seperti mal, kantor, hotel dan sebagainya. Untuk itu, pengembang anggota REI sejauh ini tidak khawatir membangun di kawasan rawan gempa mengingat teknologi yang tersedia sudah mumpuni dan beragam untuk diaplikasikan.

"Intinya, semua daerah bisa kita garap sepanjang mematuhi peraturan di daerah tersebut. Kalau memang dilarang dibangun, kita tidak akan mengembangkan kawasan tersebut," papar Setyo.

Setyo menambahkan, tidak semua wilayah rawan gempa diminati pengembang, karena pertimbangan pasar dan daya beli masyarakat juga menjadi pertimbangan meskipun dari konstruksi mampu untuk dibangun.

"Kalaupun kami diharuskan masuk sebagai perintis untuk mengembangkan suatu daerah, maka harus ada insentif misalnya keringanan pajak dan kemudahan-kemudahan lain," kata Setyo.

Kekuatan bangunan, lanjut Setyo, menjadi syarat utama membangun di daerah gempa. Umumnya biaya struktur bangunan sekitar Rp 4 juta per meter persegi, sedangkan untuk di daerah gempa sedikit lebih mahal. Kekuatan struktur tersebut sangat bergantung kepada fondasi yang dipergunakan dan biasanya melihat dari kondisi alam, tanah, serta zonasi gempa di daerah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com