Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melemahkan Parasit dalam Ruang Ber-AC

Kompas.com - 17/06/2011, 17:01 WIB

KOMPAS.com - Ruangan sejuk ber-AC, meskipun tampak bersih, belum tentu sehat bagi tubuh kita. AC (air conditioning) yang dipasang di ruangan kantor atau rumah kita, menuntut agar ruangan selalu tertutup. Akibatnya, tidak terjadi sirkulasi udara yang baik dalam ruangan.

Tanpa sirkulasi udara, tentu rumah bisa menjadi lahan yang cocok bagi bakteri untuk berkembang biak. Oleh sebab itu, bila dalam sebuah ruangan ber-AC terdapat orang yang terserang flu misalnya, orang lain yang menghirup udara di tempat sama amat berpotensi tertular atau terserang penyakit tersebut. Jadi, sebenarnya tinggal dalam tempo yang lama dalam ruangan tertutup clan ber-AC kurang baik bagi kesehatan kita.

Orang-orang yang membutuhkan kesegaran alami sering mengusahakannya dengan pergi ke daerah-daerah sejuk, seperti pegunungan, pedesaan, atau daerah berair terjun. Di tempat seperti itu, keseimbangan ion negatif dan positif masih stabil sehingga membuat orang merasa nyaman dan mendukung kesehatannya.

Namun, bagi pekerja yang aktif di perkantoran tentu tak bisa setiap hari pergi ke pegunungan. Mau tak mau kita tetap membutuhkan AC. Itulah sebabnya, produsen-produsen elektronik mencoba "merapatkan" lingkungan pegunungan dengan tempat kita beraktivitas untuk mengusahakan kondisi ruangan ber-AC tetap sehat.

Pada tahun 2000 lalu, produsen elektronik dunia, Sharp, mengernbangkan teknologi plasmacluster dalam produk AC. Inti dari teknologi ini adalah menyeimbangkan ion negatif dan positif di lingkungan perkotaan agar sama dengan lingkungan pegunungan. Sejumlah penelitian menyebutkan, untuk menciptakan udara ruangan yang sehat dan bersih, dibutuhkan teknologi yang mampu menyemburkan ion positif dan negatif secara seimbang dan dalam jumlah yang amat banyak.

Kumpulan ion dalam jumlah besar tersebut harus mengandung ion hidrogen positif dan ion oksigen negatif. Ion-ion ini kemudian disemprotkan kembali ke udara yang kemudian bereaksi untuk menonaktifkan parasit mikroskopik, seperti bakteri, jamur dan spora jamur, virus, dan penyebab alergi (kutu atau debu). Plasmacluster akan bekerja dengan cara menyerap unsur protein dari parasit-parasit tadi.

Namun demikian, plasmacluster hanya bekerja pada parasit di udara, bukan bakteri yang ada di dalam air atau tanah. Teknologi ini juga dapat menghilangkan bau. (TYS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Pertambahan Nilai Ekonomi Berkat Sertifikat Tanah Tembus Rp 6.322 Triliun

Berita
Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Tiga Bulan Pertama, Lippo Karawaci Raih Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Pendaftaran Tanah lewat PTSL Capai 112 Juta Bidang

Berita
Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Puji Progres Bendungan Meninting, Basuki: Mudah-mudahan Agustus Selesai

Berita
Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Pendapatan Turun, SBI Berharap pada Proyek Strategis Nasional IKN

Berita
Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Berita
Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Berita
Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com