Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuh Langkah Agar Kamar Anak Bebas Nyamuk

Kompas.com - 09/05/2011, 10:20 WIB

KOMPAS.com - Nyamuk, serangga yang doyan menghisap darah kerap kali mengganggu aktifitas di dalam rumah. Apalagi kalau Anda memiliki anak yang masih balita, keberadaan nyamuk di kamar buah hati pasti membuat tak tenang.

Nyamuk memang mengganggu, terutama jenis nyamuk Aedes Aegypti patut diwaspadai. Meski demikian, jangan buru-buru menyemprotkan obat antinyamuk ke kamar anak, bisa-bisa cairan kimia malahan membawa dampak buruk bagi kesehatan si buah hati.

Berikut ini ada beberapa langkah antisipasi agar kamar anak bebas dari nyamuk.

1. Nyamuk menyukai tempat yang lembab, dingin, dan gelap untuk berkembang biak. Untuk meminimalkan aksi nyamuk ini, optimalkan kamar anak dalam kondisi terang. Usahakan agar rumah memiliki tata pencahayaan yang alami dibuat cukup besar, sehingga memberi akses sinar matahari masuk ke dalam ruangan.

2. Jika kamar anak masih menyatu dengan kamar Anda, hindari kebiasaan menggantung baju terlalu banyak sehingga menumpuk. Biasanya tempat gantungan baju, menjadi salah satu tempat favorit nyamuk. Gantunglah baju secukupnya saja atau simpan di lemari pakaian.

3. Lindungi kamar anak dengan memasang tirai atau kasa pada lubang ventilasi, jendela dan pintu. Saat ini, jenis tirai dan kasa sudah diproduksi berbagai macam yang mampu mengantisipasi nyamuk untuk masuk  ruangan namun tetap menarik sebagai interior.

4. Sebaiknya Anda memberi warna cat kamar anak dengan pilihan warna yang terang. Suasana kamar yang temaram atau gelap akan mengundang nyamuk-nyamuk masuk ke kamar. Tatalah kamar dengan rapi dan tidak menumpuk barang-barang, agar tetap terlihat rapi dan menghindari terciptanya sarang baru.

5. Selain kamar anak, langkah mengantisipasi datangnya nyamuk juga memperhatikan area di luar kamar. Nyamuk suka berkembang biak pada tampungan air yang bersih. Karena itu, usahakan agar tampungan air  seperti bak mandi atau gentong Anda kuras satu minggu sekali. Gunanya agar mengurangi resiko perkembangan telur menjadi larva nyamuk. Cermati tampungan lainnya karena air hujan pada barang-barang bekas seperti kaleng, tong, pot, dan lainnya. Taburkan bubuk abate pada tampungan-tampungan air.

6. Pangkaslah tanaman-tanaman yang rimbun secara berkala. Tanaman rimbun memang memberi suasana teduh namun, ini juga menjadi salah satu tempat favorit nyamuk. Dengan memangkas secara berkala, munculnya sarang nyamuk baru akan terbatas. Tanamlah tanaman yang tidak disukai nyamuk seperti Lavender, Akar Wangi, Geranium, Zodia, dan Selasih. Atau peliharalah ikan sebagai predator alami pemakan telur dan larva nyamuk.

7. Anda tetap bisa memakai obat anti nyamuk, misalnya obat semprot, elektrik sampai lotion. Pilihlah obat yang paling aman kandungan kimianya bagi kesehatan keluarga. Selain itu, perhatikan pula petunjuk  pemakaian obat anti nyamuk. (dari berbagai sumber/ Natalia Ririh)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau