Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Architect is a Shadow of God

Kompas.com - 03/04/2011, 11:39 WIB

KOMPAS.com - Beberapa bulan terakhir ini, boring sekali rasanya. Pekerjaan menumpuk, ide macet, belum lagi ditambah problem problem internal yang bisa menghambat pekerjaan sehari hari.

Butuh suasana baru yang bisa jadi "joss" untuk semangat kerja. Statement klasik rasanya buat tiap arsitek yang kesehariannya dipenuhi dengan pekerjaan disain, gambar,yang sekilas terasa 'menyenangkan' , tetapi bila dijalankan bisa menyebabkan 'kram otak'. Selintas itu yang saya rasakan secara pribadi dalam menjalankan profesi ini.

Eh tetapi, mungkin Tuhan kasihan melihat saya yang sedang boring, tiba tiba pemikiran ini menjadi agak melegakan, setelah dihari minggu yang mendung, seiring ingin ' melepaskan kepenatan' dan mengganti suasana yang baru disebuah hotel berbintang di kawasan Mega Kuningan Jakarta, bersama istri tercinta pastinya, di pagi yang bisa dibilang sudah tidak terlalu pagi, dengan mata masih setengah sepet, saya ambil koran dari depan pintu kamar hotel, saya mulai mencoba untuk membaca, padahal saya sangat tidak suka membaca, karena menurut saya hanya deretan huruf yang disusun beracak dan berulang-ulang.

Mungkin bisa dibilang ' doa yang terjawab'. Di tengah kejenuhan rutinitas, saya butuh "joss" baru, ya entah mendapat ide baru, mendengar cerita baru, atau bahkan sekedar pengen tahu bahwa di dunia ini ada orang yang sama merasakan "boring"nya seperti saya, yang mungkin sedikit bisa membantu rasa jenuh saya karena saya merasa ada juga orang cukup menderita sama seperti saya haha.

Saya membaca suatu 'tulisan karya Samuel Mulia , "Galau Lagi Galau Lagi". Ternyata ada juga sosok yang saya rasa "sepenganggungan". Sambil mencoba 'mengerti' atas apa yang coba dimaksud dalam tulisan , saya mencoba untuk mengkaitkan terhadap rutinitas keseharian saya yang katanya sebagai arsitek dan interior designer ini.

Arsitek yang Galau
Kadang terasa bodoh,dan malu untuk saya dan team untuk memaparkan suatu ide yang dianggap nyeleneh atau sudah tidak 'in' lagi. Terpikir apa saya salah belajar atau dosen saya dulu 'salah mengajarkan' saya, atau mungkin saya jarang masuk kuliah jadi ilmu yang didapat tidak full, tapi rasa-rasanya saya termasuk mahasiswa yang takut bolos.

Dunia desain adalah dunia seni dan teknis yang kadang sulit untuk menemukan tolak ukurnya. Seperti suatu lukisan, sulit untuk dipadang dari satu sisi tanpa didasari pengetahuan apa yang dimaksud oleh sang pelukis. Jadi istilah dalam bahasa Sunda " kumaha aing" (gimana saya) kadang menjadi statement saya untuk membebaskan kreatifitas dalam berkarya. Seolah mendapat "pembenaran", setelah membaca tulisan Bapak Samuel Mulia yang didapat dari rekan pemimpin redaksi yang mengatakan "Average is boring".

Istilah "kumaha aing" seolah membuka otak kram saya terhadap aturan, pemikiran aman terhadap sebuah desain. Berkreasi, adalah suatu proses pembebasan diri terhadap tekanan yang ada, tapi tidak ngawur". "Bebas tapi bertanggung jawab" mungkin itu yang coba saya ungkapkan. Seberapa bebasnya dan seberapa bertanggung jawabnya, nah mungkin ini yang masih harus didiskusikan lebih lanjut.

"Architect is a Shadow of God"
Tanpa ada rasa sombong yang ingin ditampilkan sebagai seorang arsitek, kutipan "architect is a shadow of God" mungkin menarik sedikit saya ulas. Kadang saya berpikir, Tuhan menciptakan sedemikian cantiknya paras manusia sehingga elok rupa dan menjadi seorang model, sehingga bila kita melihat para model jalan di catwalk, kadang saya berpikir, mungkin yang dimaksud bidadari adalah yag seperti ini . Sedangkan saya yang bisa dibilang memiliki rupa yang "biasa biasa aja" meski tidak jelek loo, jangankan jadi model, untuk difoto saja kadang minder.

Cantik, jelek, baik, buruk kadang memiliki kriteria tersendiri dan memiliki tolak ukur yang berbeda. Arsitek mungkin memiliki "kebebasan" untuk menilai hal ini dalam setiap hasil karyanya, terlepas dari pandangan orang lain yag menilainya. Ada suatu nilai yang hanya bisa dipahami dan dimengerti oleh sang pembuat karya tersebut untuk bisa dimengerti oleh banyak pihak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com