Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bong Chandra: Ubud Village Terinspirasi Keramahan Ubud

Kompas.com - 25/01/2011, 11:57 WIB

KOMPAS.com - Dalam film Eat, Pray, Love yang diperankan artis hollywood Julia Robert, salah satu scene film mengambil lokasi di kawasan Ubud, Bali. Pemilihan kawasan di Ubud di dalam film yang menyiratkan nuansa spiritual dan keramahtamahan, menginspirasi Bong Chandra, CEO PT. Perintis Triniti Properti untuk menerjemahkannya dalam perumahan Ubud Village Ciledug.

"Kalau kami melihat dari film Eat, Pray, Love yang mana salah satunya mengambil lokasi di Ubud, Ubud itu memiliki suatu nilai penting dari sekian banyak tempat di Bali," kata Bong Chandra kepada Kompas.com di kantor Marketing Ubud Village Ciledug, Jalan Ciledug
Raya, Sudimara Timur, Tangerang, Senin (24/1/2011).

Di Ubud tidak ada pantainya, namun memiliki pemandangan sawah dan terasering nan rupawan. Yang membuat berbeda dari lokasi lainnya di Bali, kata Bong, Ubud terkenal akan keramahtamahan, suasana, dan unsur spiritualnya. "Dalam sebuah majalah travel, disebutkan Ubud adalah salah satu lokasi terbaik di Asia. Ini yang mau kita angkat keramahtamahan, keasrian dan nilai spiritual," jelasnya.

Bong mengakui nama Ubud begitu komersil dalam bidang perumahan, karenanya ia menjamin Ubud Village Ciledug tak sekedar mengusung nama megah Ubud, namun menghadirkan nuansa Ubud dan Bali yang sebenar-benarnya. "Nama Ubud itu banyak digunakan sebagai residence,
tapi hanya pasang nama saja. Disini, kamu berusaha bertanggung jawab dengan nama tersebut," ungkapnya.

Keseriusan itu diwujudkan dengan menempatkan miniatur sawah - ciri khas kawasan Ubud Bali- di pintu masuk area residence ini. Sawah miniatur ini dilengkapi kolam dimana airnya akan mengalir seperti layaknya area persawahan. Di pintu gerbang yang terdiri dari susunan batu alam ini sampai menghabiskan biaya mencapai Rp 1 miliar.

Untuk nuansa Bali, Bong mengatakan nuansa ini tertuang lewat ikon Ubud Village Ciledug di area Jimbaran food village. Di area ini dibangun 65 unit ruko, 25 unit untuk pusat jajan dan makanan. "Rukonya nanti dibuat berbelok-belok, warna tiap rukonya berbeda-beda, lalu tinggi rendahnya tidak teratur khas seperti di Bali, juga pembangunan dak di atas ruko seperti turis asing yang suka bersantai di Bali" ujar Bong.

"Kami mengkonsep outdoor experince, dimana akan banyak area untuk berjalan kaki namun terbebas dari polusi karena antara akan dibuat jalan pemisah dari jalan raya," katanya.

Pemilihan lokasi di Ciledug, menurut Bong bukan tanpa arti. Ciledug yang dikenal sebagai wilayah yang semrawut, namun memiliki satu tempat yang menawarkan keramahtamahan dan ketenangan. "Ciledug itu kota angkot semuanya crowded. Nah, mereka yang merasakan ketidaknyamanan
tersebut, akan berganti menjadi nyaman dan tenang ketika masuk ke Ubud Village Ciledug," paparnya. (Natalia Ririh)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com