Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakrieland Serius Ingin Kerja Sama Kelola Taman Nasional

Kompas.com - 11/12/2010, 22:02 WIB

BOGOR, KOMPAS.com - Presiden Direktur & CEO Bakrieland Hiramsyah S Thaib menyatakan perusahaannya sangat serius bekerja sama dengan pemerintah untuk mengelola Taman Nasional Gunung Salak Halimun (TNGHS) dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Sebab, kedua taman nasional itu berbatasan dengan kawasan perumahan yang dikembangkan Bakrieland.  

"Kami terkenal sebagai pengembang kawasan pemukiman. Kami ingin juga menata lingkungan di sekitarnya. Di sini (Bogor Nirwana Residince) ada TNGHS. Lido Resort berbatasan langsung dengan TNGGP," kata Hiramsyah S Thaib, di Bogor, Sabtu (11/12).  

Ia memastikan pihaknya sangat serius untuk bekerja sama dengan pemerintah untuk mengelola hutan wisata di taman nasional, dengan tujuan untuk melestarikan dan memberi pendidikan dan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan.

Sebab, menurut Thaib, perusahannya sangat berkepentingan untuk memastikan bahwa hutan lindung atau konservasi yang berada di sekitar kawasan pemukiman tetap lestari. Sebab, daya tarik dari BNR dan Lido Resort adalah karena lingkungan sekitarnya yang masih asri dan hijau. "Di lahan sendiri saja kami hijaukan, masak hutan lindung mau kami babat," katanya.  

Bukti keseriusan Bakrieland untuk bisa terlibat mengelola kawasan wisata taman nasional adalah ahli-ahli di perusahaannya sudah melakukan studi dan membuat analisa dampak lingkungan (Amdal) dan melakukan pembicaraan-pembicaran dengan pemerintah. Pihaknya juga sudah mengandeng sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan hidup.  

"Kuartal pertama tahun depan kami harapkan sudah ada kesepakatan pasti kami dengan pemerintah untuk sama-sama menjaga hutan lindung itu. Kami juga menggandeng beberapa LSM lingkungan. Jadi, nanti ada tiga pihak yaitu Bakrieland, pemerintah, dan LSM," katanya.  

Ia juga memastikan, dana yang dipakai untuk kerja sama mengelola taman nasional itu sepenuhnya berasal dari dana perusahaan. "Kami masih ada ratusan miliar rupiah milik kami sendiri," katanya, ketika disingung mengenai rencana penggunaan dana dari penjualan obligasinya tahun depan.  

Thaib berharap kerja sama dengan pemerintah bisa cepat direalisasikan, sehingga tidak terlambat untuk menjaga kelesatarian hutan konservasi taman nasional tersebut. Apalagi ada niat permintah untuk menjadikan taman nasional di Jawa Barat itu menjadi sebuah taman nasional terbesar dan terkaya keanekaragaman hayatinya di Asia.  

"Mudah-mudahan tahun depan dapat dipercepat kerja sama ini, karena yang penting kita tidak terlambat bersama-sama menjaga hutan lindung itu," katanya. (Ratih Prahesti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Berita
Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Berita
Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com