Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Cara Penting Memilih Media Tanam

Kompas.com - 26/10/2010, 19:02 WIB

KOMPAS.com - Bagi tanaman, media tanam memliki banyak peran. Bahan ini merupakan tempat bertumpu agar tanaman bisa berdiri tegak. Di dalamnya juga terkandung hara, air, dan udara yang dibutuhkan oleh tanaman. 

Tiap jenis media tanam memiliki kapasitar menyimpan hara, air dan udara yang berlainan. Demikian pula dengan tanaman, tiap jenis butuh persyaratan hidup yang berbeda. Berikut 9 petunjuk praktis memilih media tanam.

  • Mengenal jenis dan sifat

Ada banyak jenis media tanam yang bisa dibeli. Tiap jenis memiliki bentuk, ukuran dan sifat yang berlainan. Media tanam berbentuk serpihan mampu menyimpan air lebih lama dan dalam jumlah banyak. Contohnya humus bambu. Sebaliknya, media tanam berbentuk silindris dan bulat bersifat mudah melepas air, semisal akar pakis dan coco fiber . Sedangkan media tanam berbentuk bulat diantaranya adalah pasir malang dan tanah. Ukuran butiran juga menentukan kemampuan benda tersebut menyimpan air. Semakin kecil diameternya, kian besar kemampuannya menyimpan air.

  • Sesuaikan dengan jenis tanaman

Tiap jenis tanaman butuh jenis media tanam berlainan. Tanaman penghuni daerah kering seperti Kaktus , Adenium , Euphorbia , dan Pachipodium sebaiknya ditanam menggunakan media tanam yang bersifat porus dan mudah membuang air. Tanaman seperti itu dicirikan oleh jumlah daun sedikit dan berukuran kecil. Sebaliknya, jenis tanaman penyuka kondisi lembap harus ditanam menggunakan media tanam yang mampu menyimpan air secara baik. Flora ini dicirikan oleh ukuran daunnya yang lebar. Semisal Aglaonema , Philodendron , dan Anthurium .

  • Perhatikan kondisi lingkungan

Pemilihan media tanam juga harus disesuaikan dengan keadaan lingkungan. Bila cuaca di tempat Anda berhawa panas dan kering, disarankan memilih jenis media tanam yang memiliki kemampuan menyimpan air yang kuat. Sebaliknya, bila kondisi cuaca tempat tinggal sering berkabut dan lembap, disarankan agar memilih media tanam yang porus. Media tanam seperti ini mudah mengaliirkan air. Sehingga membuat sistem perakaran tidak terlalu lembap dan menjadi busuk.

  • Kenali pertumbuhan tanaman

Umumnya, tanaman muda yang masih dalam persemaian belum butuh pasokan hara dari luar karena masih memiliki cadangan makanan. Pada saat itu, Anda cukup menggunakan pasir malang, akar pakis atau coco peat sebagai media tanam. Media tanam dengan campuran pupuk yang kaya zat hara baru disuguhkan setelah daun lembaga telah gugur. Atau setelah daun asli yang pertama telah tumbuh.

  • Indoor vs outdoor

Tanaman yang ditaruh di luar ruangan butuh pasokan air lebih banyak dari pada tanaman yang ditaruh di dalam ruangan. Sebab, tanaman di luar ruangan melangsungkan proses fotosintasa lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang berada di dalam ruangan. Selain itu, tiupan angin dan intensitas matahari di luar ruangan membuat laju penguapan lebih cepat dibandingkan dengan di dalam ruangan. Dengan demikian, tanaman yang ditaruh di luar ruangan sebaiknya di tanam memakai media tanam yang mampu menyimpan air dalam jumlah banyak dan dalam waktu lama.

  • Sesuai dengan jenis pot

Pot berbahan plastik memiliki pori-pori lebih sedikit dibandingkan dengan pot gerabah. Sehingga pot plastik mampu menahan kelembapan media tanam lebih baik dibandingkan dengan pot gerabah. Namun, jumlah pori-pori sedikit itu membuat aerasi di dalam pot plastik tidak sebaik aerasi dalam pot gerabah. Bila Anda memilih pot plastik, disarankan agar media tanam yang digunakan adalah jenis yang mudah mengalirkan air dan porus. Sementara media tanam untuk pot gerabah dipilih yang memiliki kemampuan menyimpan air dalam waktu lama.

  • Pertimbangkan potensi penyakit

Media tanam yang telah dicampur dengan pupuk kandang atau mengandung hara biasanya lebih mudah mengundang bibit penyakit. Campuran media tanam dengan pupuk kandang paling rawan mengundang bibit penyakit penyebab busuk akar. Media tanam tersebut cocok digunakan untuk menanam jenis tanaman yang menyukai kondisi kering. Misal Adenium , Pachipodium , dan Euphorbia .

  • Usia pakai

Jangan lupa pertimbangkan pula usia pakainya. Media tanam bertekstur lunak dan mengandung hara biasanya lebih mudah melapuk dan terurai. Sedangkan media tanam bertekstur keras umumnya bersifat awet. Contoh media tanam berusia pendek adalah humus bambu, humus kaliandra dan coco peat. Sedangkan media tanam berusia panjang diantaranya akar pakis dan sekam padi. Bila Anda menggunakan media tanam berumur pendek, Anda harus lebih rajin melakukan repotting dibandingkan dengan memakai media tanam berumur panjang.

  • Sintetis atau alami

Anda juga bisa memilih media sintetis. Media tanam seperti ini bersifat lebih bersih dan bebas kuman dibandingkan dengan media tanam alami. Contoh media sintetis yang banyak diperjualbelikan adalah media gel. Benda ini banyak diterapkan dalam sistem hidroponik Harga media tanam sintetik tentu lebih mahal bila dibanding dengan media tanam alami. Anda juga harus rajin menambahkan larutan hara dengan dosis tepat menuju media tanam ini. (Teguh/Garden)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com