SURABAYA,KOMPAS.com - Mulai bulan Juli ini pemerintah akan mengubah skim kredit pemilikan rumah masyarakat berpenghasilan rendah dari sistem subsidi selisih bunga menjadi sistem fasilitas likuiditas. Namun, hingga sekarang sosialisasi belum juga dilakukan sehingga realisasi kredit pemilikan rumah, khususnya rumah sederhana sehat terhambat.
"Kami butuh penjelasan langsung dari pemerintah terkait perubahan skim kredit pemilikan rumah (KPR) RSH. Katanya bulan Juli ini skim baru diberlakukan tapi pemerintah belum juga menjelaskan. Efeknya, kami harus menunggu realisasi KPR lama, padahal rumah sudah terbangun," kata Wakil Ketua Bidang RSH Dewan Pengurus Daerah Real Estat Indonesia (DPD REI) Jatim Tri Wediyanto, Senin (19/7) di Surabaya.
Di Jatim kini terdapat sekitar 10.000 unit RSH yang telah dibangun. Namun, baru sekitar 4.000 unit RSH yang telah menjalani realisasi dengan total dana Rp 192 miliar. Sementara itu, sekitar 6.000 unit lainnya belum terelaisasi karena dua kendala, yaitu menunggu skim KPR baru dan belum adanya infrastruktur.
Menurut Tri Wediyanto, selama tahun 2010 target pembangunan RSH di Jatim sebanyak 20.000 unit. "Dari total jumlah itu, REI akan membangun sekitar 12.000 unit. REI sendiri kini telah membangun sekitar 8.000 unit," ucapnya. (Aloysius Budi Kurniawan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.