Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stasiun MRT Digeser ke Bundaran HI, Fungsi Dukuh Atas Tak Berubah

Kompas.com - 03/06/2010, 22:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta akan tetap menjadikan Stasiun Dukuh Atas sebagai stasiun hub (penghubung) yang akan dibangun dengan konsep transit oriented development (TOD).

Meski pembangunan rute MRT Koridor North-South (utara-selatan) Tahap I diperpanjang menjadi Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI), bukan lagi Lebak Bulus-Dukuh Atas. Perubahan panjang rute MRT Koridor Utara-Selatan Tahap I telah mendapat persetujuan dari Japan International Corporation Agency (JICA) dan sudah final review basic design (kajian final desain dasar).

Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tribudi Rahardjo, membantah dengan adanya perpanjangan rute tahap I Koridor MRT utara-selatan akan menghilangkan fungsi stasiun Dukuh Atas sebagai stasiun hub yang berkonsep TOD. “Pergeseran stasiun ke Bundaran HI bukan berarti menghilangkan fungsi stasiun Dukuh Atas pada desain semula,” kata Tribudi di kantor PT MRT Jakarta, Jakarta, Kamis (3/6).

Menurutnya, Stasiun Dukuh Atas tetap menjadi stasiun penghubung dengan moda transportasi umum lainnya yang sudah terbangun di kawasan tersebut. Artinya, para penumpang MRT yang berhenti di stasiun tersebut tetap bisa menggunakan tranportasi massal lainya untuk melanjutkan perjalanan. Sebab, Stasiun MRT Dukuh Atas tetap terhubung dengan jalur kereta api loopline, kereta api Jabodetabek dan airport link.

“Jadi Stasiun Dukuh Atas tetap menjadi titik sentral pertemuan antarmoda transportasi massal,” ujarnya. Perubahan tersebut sudah dibicarakan kepada pihak JICA dan PT MRT sudah mengantongi persetujuan dari pihak pemberi pinjaman itu. Tak hanya itu, perpanjangan rute tahap I Koridor MRT utara-selatan tidak mengubah disain dasar yang telah selesai dibuat konsultan. Sehingga dipastikan tidak ada penambahan anggaran pembangunan MRT untuk koridor utara-selatan.

Tribudi juga menjelaskan, dalam pembangunan jaringan MRT di ibu kota terbagi menjadi dua koridor yaitu Koridor I dengan jalur utara-selatan. Terbentang mulai dari Lebak Bulus hingga Kampungbandan sepanjang 110 kilometer. Kemudian Koridor II dengan jalur timur ke barat, terbentang mulai dari Balaraja hingga Cikarang sepanjang 87 kilometer.

Pembangunan Koridor I utara-selatan dibagi menjadi dua tahap, semula tahap I yaitu Lebak Bulus-Dukuh Atas dan tahap II dengan rute Dukuh Atas-Kampungbandan. Sementara posisi Stasiun Bundaran HI sudah ada dalam bagian pembangunan MRT tahap II. Namun dalam perkembangannya, PT MRT menemukan adanya kesulitan untuk membangun turn back rell (rel putaran balik) di Stasiun Dukuh Atas dikarenakan kawasannya cukup sempit dan beban lalu lintas kendaraan cukup tinggi.

Jika tetap dibangun rel putaran balik di stasiun itu, ia khawatir akan terjadi kemacetan lalu lintas yang cukup parah akibat pembangunan konstruksi rel dan stasiun. Akibatnya, hal itu akan merugikan warga Jakarta sebagai pengguna jalan. “Untuk mengurangi beban kemacetan lalu lintas saat pembangunan, maka kita pindahkan stasiun untuk putaran baliknya ke Bundaran HI,” jelasnya.

Mengenai pembiayaannya, kata Tribudi, tidak ada penambahan besaran pinjaman kepada JICA. Sebab, pembangunan konstruksi MRT tahap I hingga ke Bundaran HI tetap akan menggunakan anggaran semula yaitu 144 miliar yen. Jika ada kekurangan maka untuk penambahan biaya, bisa ditutupi dengan anggaran MRT Tahap II. “Sebab saat ini, MRT tahap II sudah masuk final review feasibility study (kajian kelayakan) tetap dengan rute Dukuh Atas-Kampungbandan. Karena Bundaran HI masuk dalam tahap II maka dana untuk pembangunan stasiun itu bisa diambil dari dana pinjaman MRT tahap II,” terangnya.

Terkait hal tersebut, Direktur Fungsi Korporasi PT MRT Jakarta, Eddy Santoso, menegaskan, dengan adanya pergeseran stasiun putaran balik ke Bundaran HI tidak akan membuat dana pembangunan menjadi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. “Pinjaman dibuat selalu cukup. Jadi tidak perlu dikhwatirkan dananya tidak akan cukup dengan perubahan tersebut,” tandasnya.

Sedangkan Direktur Teknik PT MRT Jakarta, Rahmadi, menerangkan, perpindahan stasiun untuk perbalikan arah telah melalui survei lapangan. Hasilnya, penumpang di kawasan Bundaran HI dinilai cukup banyak dan pembangunan konstruksi dipastikan tidak mengganggu lalu lintas jalan karena kawasan tersebut lebar dan ada median jalan. “Pokoknya dapat meningkatkan nilai ekonomis,” ujarnya.

Dengan adanya pergeseran stasiun perputaran balik arah maka otomatis panjang rute rel tahap I bertambah 1 kilometer menjadi 15,5 kilometer. Selain itu ada penambahan stasiun dari 12 menjadi 13 stasiun, terdiri dari enam stasiun bawah tanah dan tujuh stasiun elevated. (Berita Jakarta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com