Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Perumahan Cenderung Tanpa Perencanaan Kota yang Baik

Kompas.com - 27/05/2010, 09:56 WIB

NUSA DUA, BALI, KOMPAS.com - Permintaan rumah di negara berkembang seperti Indonesia, cenderung meningkat namun tidak disertai dengan kerangka yang konheren dan perencanaan pembangunan kota yang kuat.

“Ini merupakan kombinasi yang tidak sustainable. Dan ini pekerjaan rumah kita semua,” kata Wakil Presiden Boediono saat membuka Kongres ke-61 FIABCI di Hotel Grand Hyatt Nusa Dua, Bali, Kamis (27/5/10).

Hadir antara lain Menpera Suharso Monoarfa, Mendag Mari Pangestu, Menperin Moh S Hidayat, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri Agraria/Kepala BPN Joyo Winoto, Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

Sejumlah tokoh properti Indonesia yang hadir adalah Ciputra, James Riady, Hendro Gondokusumo, Murdaya Poo, Budiarsa Sastrawinata, Hiramsyah S Thaib dan banyak lagi. Juga hadir mantan Menpera Cosmas Batubara dan Yusuf Asy’ari, serta Ketua Panitia Kongres FIABCI Pingki Elka Pangestu.

Sebelum Wapres membuka kongres ini, Ketua Umum REI Teguh Satria yang juga Presiden FIABCI Indonesia, Presiden FIABCI dunia Lisa Kurass, dan Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyampaikan sambutan. Persiapan penyelenggaran Kongres FIABCI ini dilakukan dalam waktu enam bulan.

Wapres Boediono mengingatkan pula permintaan perumahan harus dipenuhi. “Tapi krisis ekonomi global yang terjadi belum lama ini, salah satunya akibat permintaan yang banyak. Namun permintaan itu bukan karena kebutuhan riil, tapi karena investasi dan spekulasi,” kata Wapres.

Boediono menambahkan, hampir semua negara berkembang masih harus menyusun dan menyiapkan kerangka yang pas agar kebijakan perumahan bisa berhasil. “Kita belum sampai pada posisi bisa dilaksanakan. Masih ada ruang untu bekerja keras,” tandasnya.

Wapres mengingatkan perkembangan pembangunan perumahan dan permukiman pada umumnya tidak lelalui desain yang jelas. “Banyak yang dibangun tapi tidak dengan desain yang ideal, yang menyangkut sutainable,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com