Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Properti di China Naik Lagi

Kompas.com - 17/04/2010, 10:59 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Harga properti di China meningkat mencapai rekor pada bulan Maret. Hal ini mengindikasikan bahwa usaha pemerintah untuk membendung kenaikan harga tidak berjalan. Diperlukan langkah-langkah lebih drastis di tengah keprihatinan atas gelembung pada pasar perumahan nasional. Harga real estate residensial dan komersial di 70 kota di China meningkat 11,7 persen dibandingkan tahun lalu, demikian angka resmi dari Biro Statistik Nasional.

Haikou, ibu kota di Provinsi Hainan, pulau di selatan China, memperoleh keuntungan terbesar, dengan lompatan 53,9 persen dari harga properti secara keseluruhan. Sanya, juga di Hainan yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan kontes kecantikan Miss World, menyusul dengan peningkatan sebesar 52,1 persen. Kedua kota ini juga berada di puncak dalam perolehan keuntungan atas harga rumah-rumah baru dibangun,d engan harga di Haikou naik 65 persen dan Sanya naik 58 persen.  

Harga properti di Hainan, yang berlokasi di Laut China Selatan, melonjak setelah Pemerintah China mengumumkan rencana mengubah pulau itu menjadi daerah tujuan wisata internasional.  
 
China telah menaikkan nilai hipotek dan mengenakan kembali pajak penjualan rumah dalam dua bulan pertama untuk mengurangi risiko gelembung aset. Pemerintah mengumumkan pada bulan Maret bahwa para pengembang diwajibkan membayar lebih tinggi untuk pembelian tanah dan melarang bank memberikan pinjaman kepada mereka yang membeli tanah hanya untuk menimbun tanah, sebagai langkah mengantisipasi harga yang lebih tinggi.
 
 "Data ini berita buruk. Ini berarti keuntungan bulanan kembali naik dengan cepat setelah sempat melambat sebesar 0,9 persen pada bulan Februari. Kami mengharapkan kebijakan berikutnya dari Pemerintah China untuk memperlambat pasar real estate," kata Dariusz Kowalczyk, Kepala Strategi Investasi SJS Markets di Hongkong.
 
 Suku bunga harus naik, kata Brian Jackson, pakar strategi pemasaran Royal Bank of Canada yang berkantor pusat di Hongkong. "Untuk meyakinkan para pembeli rumah bahwa pemerintah punya komitmen mengatasi pasar properti yang overheating dan mengurangi risiko gelembung properti, Beijing harus menggunakan semua perangkat kebijakannya, dan terutama menaikkan suku bunga," katanya.

Sementara itu Lee Wee Liat, analis Nomura Holdings mengatakan pajak properti dapat membantu, namun dibutuhkan langkah yang lebih untuk mengatasi hal ini.

Ini dapat dicoba di sejumlah kota-kota yang mengalami gelembung properti seperti Beijing, Shanghai, Chongqing, dan Shenzhen. Namun situasi cukup serius, menurut manajer hedge fund James Chanos yang menyatakan bahwa "China saat ini bergerak ke neraka". Pekan lalu dia menyatakan,"Mereka tidak mampu menurunkan pengembangan properti yang sudah menjadi semacam candu.  Ini hanya sekadar menjaga pertumbuhan ekonomi yang terus tumbuh."

Menurut Lee, beberapa pengembang skeptis dengan kenaikana harga properti dan menunda pembangunan sampai kuartal keempat tahun ini sehingga tak ada suplai dalam pasar.  
 
 Memang pengembang China mengumumkan kenaikan penjualan dalam kuartal pertama tahun ini. Grup Evergrande Real Estate mengatakan mengalami lompatan penjaualan sebanyak 175 persen dalam tiga bukan pertama tahun 2010, sedangkan China Overseas Land & Investment melaporkan kenaikan sebear 48,3 persen. (Sumber:Property Wire)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com