Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Layang Cakung Belum Dibangun, Sentra Primer Baru Timur Terhambat

Kompas.com - 29/03/2010, 22:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Terhambatnya pembangunan Sentra Primer Baru Timur (SPBT) di Jakarta Timur disebabkan oleh rencana pembangunan infrastruktur yang masih belum terealisasi.

Salah satunya adalah belum terealisasinya pembangunan Fly Over (FO) Cakung. Jalan layang ini diperlukan untuk mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di perlintasan kereta api di kawasan Cakung, Jakarta Timur. Padahal sejak tahun 2003 silam, jalan layang ini sudah  diusulkan sehingga rel KA dari arah pintu tol Bintara dapat dihindari pengguna jalan.

”Pada tahun 2008, anggarannya sudah dialokasikan tapi anehnya malah dibatalkan kembali, ” tukas Murdhani, Walikota Jakarta Timur, Senin (29/3).

Sejauh ini, kawasan tersebut dikenal sebagai daerah padat lalu lintas, baik pada pagi hari maupun siang dan sore hari. Kemacetan akan semakin parah, jika Double-Double Track (DDT)  selesai dibangun. Kendaraan akan semakin padat bila jalan layang belum juga dibangun. 

Menurut Murdhani, jika jalan layang itu dibangun, perkembangan kawasan SPBT akan semakin pesat. Salah satu yang ikut berkembang adalah Perkampungan Industri Kecil (PIK) di kawasan Penggilingan. Jalur  ini  salah satu akses menuju kawasan PIK. Produk-produk PIK tidak kalah dengan pusat kerajinan Cibaduyut dan Tajur di Jawa Barat. 

Murdhani telah meminta anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk ikut memperjuangkan pembangunan infrastruktur di kawasan SPBT agar disetujui pemerintah.

Murdhani berharap pelebaran Jalan Raya Pulogebang dapat segera diwujudkan untuk mengantisipasi volume kendaraan yang melintas, terutama bila Terminal Bus Pulogebang mulai berfungsi. ”Jika Terminal Bus Pulogebang sudah selesai, ruas jalan ini tidak mampu menampung kendaraan yang masuk dan keluar terminal," katanya.

"Semua usul ini adalah langkah antisipasi untuk mengurangi kesemrawutan lalu lintas di Jakarta Timur,” jelas Murdhani. (Sumber: beritajakarta.com)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com