Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Bangun Rusunawa Bagi Masyarakat di Tepi Rel KA

Kompas.com - 25/03/2010, 19:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) mengkaji pembangunan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) sebagai solusi atas relokasi warga yang tinggal di pinggir rel kereta api. Untuk itu, Kemenpera meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan lahan untuk Rusunawa dengan luas minimal 3.500 meter persegi. Rusunawa itu diharapkan bisa dibangun di lokasi yang strategis dan dekat dengan aktivitas warga.  

“Kami tidak ingin pembangunan Rusunawa di Jakarta yang telah dibangun, tidak digunakan atau dimanfaatkan masyarakat,” tandas Menpera Suharso Monoarfa, Kamis (25/3/10). Dalam peninjauan tersebut di kawasan pinggir rel KA, tampak antara lain Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufrie, Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto, Deputi Menpera Bidang Perumahan Swadaya Kriya Arsjah.

"Tngginya tingkat kepadatan penduduk serta makin sulitnya lahan untuk perumahan di Jakarta membuat masyarakat banyak yang memilih tinggal di kawasan kumuh. Mereka bahkan membangun rumah di pinggir rel sehingga laju kereta api menjadi terhambat," kata Suharso.

Peninjauan kawasan kumuh bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II dilakukan dengan menggunakan kereta api mulai dari Stasiun Tanjung Priuk ke Stasiun Jakarta Kota. "Hasilnya menunjukkan, betapa sulitnya pemerintah merelokasi warga di tepi rel KA.

Menpera menegaskan, pihaknya tidak ingin Rusunawa yang telah dibangun oleh pemerintah pada akhirnya tidak dimanfaatkan masyarakat. Suharso memberi contoh Rusunawa di Marunda yang tidak dimanfaatkan masyarakat karena lokasinya jauh dari permukiman dan tempat beraktivitas warga. “Kami akan melakukan evaluasi setiap dua minggu sekali terkait penataan permukiman kumuh di pinggir rel KA,” terangnya.

Relokasi warga
Kemenpera akan merelokasi sekitar 700 kepala keluarga (KK) yang tinggal di pinggir rel kereta api (KA) ke rumah susun sederhana sewa karena ini bagian dari program penataan lingkungan kumuh di sepanjang lintasan rel KA mulai dari Stasiun Tanjung Priok hingga Stasiun Jakarta Kota. “Kami perkirakan jumlah warga yang akan direlokasi terus bertambah. Jika saat ini jumlahnya baru 700 KK, tidak tertutup kemungkinan jumlahnya  lebih dari 1.000 KK,” kata Suharso.

Kemenpera berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk menata kawasan kumuh di Ibu Kota. "Kami tidak akan menggunakan cara-cara kekerasan untuk memindahkan warga ke Rusunawa," tandas Suharso.

Sementara itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono menjelaskan, program penataan kawasan kumuh di sepanjang rel KA diharapkan selesai pada tahun 2012 mendatang. Untuk itu, pihaknya akan mengalokasikan dana sebesar Rp 1,2 triliun dari APBN 2010-2011 untuk program ini.  “Ini bukan sekadar memindahkan kemiskinan warga, tetapi kami ingin meningkatkan martabat dengan menciptakan hunian layak bagi mereka,” terangnya.

Masyarakat yang akan direlokasi adalah mereka yang memiliki identitas seperti KTP Jakarta. Sedangkan mereka yang tidak mempunyai KTP Jakarta akan dikembalikan ke daerahnya masing-masing.  Untuk mempercepat pelaksanaan program ini, berdasarkan kesepakatan dengan Kementerian terkait, Menko Kesra menunjuk pejabat Eselon I di Kemenkesra untuk melakukan koordinasi. Pihaknya juga mengajak sektor swasta melalui program CSR untuk turut serta dalam program ini. (Sumber: kemenpera.go.id)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com