Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Serius Kembangkan Eco-Property Berkelanjutan

Kompas.com - 22/03/2010, 19:18 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Otoritas pembangunan gedung di Singapura, The Building and Construction Authority (BCA) menyiapkan dana sebesar 15 juta dollar Singapura untuk memperkenalkan pembangunan berkelanjutan di negeri pulau itu. 

Dana itu akan difokuskan pada pengembangan kemampuan daur ulang dari gedung-gedung yang dibongkar dan penggunaan bahan-bahan daur ulang saat pembangunan.

Industri konstruksi di Singapura menyambut gembira inisiatif terbaru ini, namun berharap dukungan pemerintah lebih banyak untuk penggunaannya.

Pembangunan kawasan eco-green Samwoh memperlihatkan adanya fokus soal metode pembangunan berkelanjutan dalam industri konstruksi Singapura. Ini merupakan gedung pertama di Singapura yang dibangun menggunakan beton agregat hasil daur ulang. Dan Samwoh ingin meningkatkan produksi bahan-bahan daur ulang pada industri konstruksi.   
 
Namun, pembangunan berkelanjutan ini akan merupakan investasi jangka panjang karena margin yang rendah.

Pemerintah berharap makin banyak perusahaan yang dapat menggunakan beton dan bahan-bahan material daur ulang untuk mengurangi ketergantungan Singapura pada impor bahan baku.
 
Elvin Koh, Managing Director Samwoh Corporation mengatakan,"...Kami telah menginvestasikan sekitar 20 juta dollar Singapura (dalam eco-park ini). Jika Anda bicara soal pengembalian, itu mungkin lambat karena ini masih baru dalam pasar. Namun kami melihat ini sebagai bisnis jangka panjang. Ini semua tergantung pada instansi pemerintah dan seberapa cepat mereka dapat menerima konsep baru ini."  
 
Pembangunan jalan

Konsep eko ini juga membuat terobosan lain. Otoritas Transportasi Darat Singapura, The Land Transport Authority melakukan perubahan pada spesifikasi pembangunan jalan dengan mengizinkan bahan-bahan daur ulang digunakan dalam pembangunan jalan.
 
Meskipun mendukung langkah-langkah ini, para pemain industri di Singapura mengatakan terlalu dini untuk menjelaskan apakah ini akan berdampak pada biaya. Namun mereka menekankan bahwa dibutuhkan lebih banyak anggaran pemerintah untuk pembangunan berkelanjutan ini agar dapat segera lepas landas.
 
Andrew Khng, Presiden Asosiasi Kontraktor Singapura mengatakan, "Saya berharap pemerintah akan memimpin, mendorong industri-industri untuk mengimplementasikan konsep ini dalam kontrak-kontrak mereka, ada persentase tertentu dari komponen kontrak mereka yang harus menggunakan produk-produk ramah lingkungan. Bagi para kontraktor, kita membutuhkan beberapa jenis insentif untuk mendorong kita go green pada apa yang kita miliki."  
 
Sejumlah perusahaan menyebutkan, sektor publik berada di depan dan mendorong agar mengadopsi praktik-praktik ramah lingkungan yang dapat berdampak positif bagi pendapatan mereka.  Samwoh misalnya, mendapatkan 3 persen sampai 4 persen pendapatan mereka dari hasil penjualan bahan-bahan material hasil daur ulang. (Sumber: Channel News Asia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com