Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Targetkan 30.000 Unit Rusunami Tahun 2010

Kompas.com - 12/03/2010, 21:55 WIB

BOGOR, KOMPAS.com -  Pemerintah tetap mendorong pembangunan rumah susun sederhana milik (Rusunami).  "Kami berharap pembangunan Rusunami tahun 2010 mencapai 30.000 unit,” ujar Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa di Bogor, Jumat (12/3/10).

Menpera menjelaskan, pembangunan Rusunami merupakan jawaban atas pemenuhan kebutuhan rumah di kota-kota besar. Apalagi harga tanah di perkotaan juga semakin tinggi. Selain itu, tingginya mobilitas penduduk di perkotaan menjadikan kebutuhan rumah menjadi sangat penting.

Menpera menyatakan, dengan dibangunnya Rusunami di sejumlah kawasan bisnis di kota-kota besar, masyarakat diharapkan dapat mengurangi mobilitasnya. Hal itu dikarenakan jarak antara tempat tinggal dan lokasi kerja tidak terlalu jauh.

“Makin banyak Rusunami yang dibangun di kawasan bisnis tentunya dapat mengurangi mobilitas penduduk. Adanya mobilitas penduduk yang tidak terlalu tinggi tentunya tidak menyebabkan arus transportasi tidak terlalu padat,” tandasnya.

Agar masyarakat dapat menjangkau harga Rusunami, kata Menpera, Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) akan berupaya agar suku bunga KPR bisa turun. Untuk itu, pemerintah akan menempatkan dana ke sejumlah bank yang menyalurkan KPR.

“Saya berharap dengan suku bunga KPR yang rendah masyarakat bisa menjangkau harga Rusunami sejak awal hingga kontrak KPR berakhir,” harapnya.

Struktur biaya

Menpera juga menilai adanya permintaan kenaikan harga rumah susun sederhana milik (Rusunami) oleh para pengembang,  tidak terlalu relevan.  Kemenpera telah meminta para pengembang untuk menyerahkan struktur biaya pembangunan hunian vertikal itu.  “Saya akan minta pengembang menyerahkan struktur biaya pembangunan Rusunami. Dari struktur biaya itu nantinya dapat diketahui berapa sebenarnya biaya produksi pembangunan Rusunami.,” ujarnya.

Menurut Menpera, pihaknya selama ini menerima keluhan dari para pengembang terkait harga jual Rusunami. Para pengembang menyatakan bahwa harga Rusunami sekitar Rp 4 juta per meter persegi saat ini tidak dapat memenuhi biaya produksi.

Selain itu, para pengembang menilai harga jual Rusunami sekitar Rp 144 juta saat ini tidak relevan sehingga perlu dinaikkan. Hal itu karena harga jual Rusunami itu ditetapkan beberapa tahun lalu dan saat ini tingkat inflasi juga tinggi.

Menurut Menpera, biaya produksi rumah di setiap daerah berbeda-beda. Suharso memberi contoh biaya pembangunan rumah di luar Jawa tentunya berbeda dengan di Jawa. Pihaknya akan mengevaluasi harga rumah dan melakukan kajian terlebih dulu terkait harga rumah.

“Pemerintah akan menyalurkan subsidi bukan berdasarkan harga rumah tetapi kemampuan daya beli masyarakat. Kami berharap pengembang tetap membangun Rusunami untuk memenuhi kebutuhan rumah di Indonesia,” harapnya. (Sumber: kemenpera.go.id)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com