Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Okupansi Hotel di Bandung dan Sekitarnya Turun

Kompas.com - 23/02/2010, 19:47 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Banyaknya peristiwa banjir dan bencana alam pada musim hujan sekarang ini membuat okupansi pengunjung hotel di Jawa Barat menurun hingga 20 persen. Pasalnya dengan adanya bencana alam ini para wisatawan enggan keluar dan melakukan perjalanan.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Rektoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar Selasa (23/2) di Bandung mengatakan, banyaknya bencana alam dan banjir yang terjadi pada bulan bulan ini membuat para wisatawan menjadi enggan untuk melakukan wisata. Sehingga hal itu membuat okupansi pengunjung hotel pun turun hingga 20 persen.

"Biasanya rata rata okupansi pengunjung hotel itu mencapai hingga 60 persen, tapi dengan adanya banjir di beberapa wilayah membuat okupansi pun turun hingga 20 persen," jelasnya.

Dikatakan Herman, penurunan okupansi pe ngunjung hotel ini memang tidak terjadi di semua hotel. Itupun tergantung pada lokasi hotel, serta jaringannya. Namun demikian dengan kondisi cuaca sekarang ini yang cukup mengkhawatikan, okupansi pun turun secara drastis. Seperti halnya pada hotel yang d ikelolanya, lanjut Herman, yang mengalami penurunan okupansi 10 persen sampai 20 persen.

"Hal ini terjadi dari sejak bulan Desember lalu hingga sekarang. Banjir ini berdampak psikologis bagi para wisatawan, sehingga mereka enggan untuk melakukan perjalanan wisata. Apalagi banjir sendiri tidak hanya terjadi di Jawa Barat saja, tetapi daerah lain pun seperti halnya Jakarta, mengalami kebanjiran," katanya.

Permasalahan banjir dan bencana pun seiring dengan permasalahan pertumbuhan hotel di Jawa Barat yang tidak wajar. Saat ini persaingan pun menjadi lebih ketat apalagi banyak hotel baru beroperasi dan akan dibangun. Namun demikian pertumbuhan hotel ini tidak merata dan seimbang, karena hotel hotel baru ini hadir ditengah maraknya perhotelan, dan tertumpu pada suatu daerah.

Bahkan beberapa hotel yang baru ini mengklaim bahwa hotelnya adalah hotel berbintang. Padahal yang mengeluarkan klasifikasi hotel adalah PHRI. Sementara PHRI sendiri tidak dilibatkan pemerintah dalam pengembangan hotel, katanya.


Kebijakan pemerintah yang menambah ju mlah kamar hotel memang membuat persaingan menjadi sehat. Mestinya pemerintah melibatkan PHRI dalam pengembangan perhotelan. Pasalnya jumlah hotel di Jawa Barat sendiri tumbuh secara tidak merata dan seimbang.

Pertumbuhan hotel memang tidak terpantau oleh PHRI, hal itu karena tidak pernah dilibatkan oleh pemerintah. Padahal perhotelan di Jawa Barat sendiri terutama yang ada di pusat Kota sudah padat. "Oleh karena itulah kita berharap pemerintah bisa mengatur dan menata hotel hotel baru, sehingga bisa seimbang dan merata. Apalagi kontribusi hotel terhadap PAD pun sangat besar," katanya.

"Selama ini pemerintah melihat perhotelan di Jawa Barat sudah tidak mencukupi. Namun demikian perkiraan tersebut tidak tepat, karena pemerintah hanya melihat pada saat long week end. Memang untuk weekend dan long weekend okupansi bisa mencapai hingga 95 persen, tapi saat weekday okupansi hanya mencapai 60 persen," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com