Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

David JH: Kepemilikan Asing Untungkan Indonesia

Kompas.com - 08/02/2010, 18:33 WIB

DAVID James Haughton (46), arsitek asal Australia yang menikah dengan perempuan Indonesia, mengaku Indonesia menjadi berkah bagi dirinya dan keluarganya. David mengerjakan banyak proyek residensial high-end milik pengusaha dan pejabat Indonesia di Jakarta dan Bali.

David yang mendirikan perusahaan DJH & Associates - Interior Architects ini dalam percakapan dengan Kompas.com belum lama ini mengungkapkan pekerjaannya lebih fokus pada proyek-proyek residensial. David terlibat langsung dalam seluruh proses desain interior proyek-proyeknya.

"Saya lebih suka disebut menerapkan gaya maksimalis. Lebih klasik dan modern komtemporer," kata David. Dalam beberapa proyek residensial di Bali, dia banyak menggunakan unsur kayu. "Semacam eco-property, yang menonjolkan hemat energi," katanya. Konsep eco-property ini di masa mendatang akan makin banyak diterapkan di dunia.

Diakui David bahwa biaya proyek residensial yang digarapnya relatif mahal namun pada umumnya kliennya puas. "Mereka ingin menunjukkan keberhasilan mereka, posisi mereka dari rumah mereka," ungkapnya.

David mengaku menikmati eksperimen yang diterapkannya dalam proyek-proyeknya. "Sebetulnya jika klien punya cukup anggaran, saya dapat melakukan apa saja. Kalau uang tak ada, lha apa yang dapat dikerjakan?" ujarnya.

Memang, proyek residensial yang dikerjakan David di Jakarta, Bogor, dan Bali, adalah proyek rumah-rumah mewah. Di sana, David dapat melakukan eksperimen sebagai arsitek interior dengan bebas karena pemilik rumah mampu menyediakan anggarannya. Karya-karya David umumnya berkelas high-end.

Sebelumnya David terlibat dalam pembuatan desain interior sejumlah hotel dan resor di Indonesia, antara lain Bali Padma, Sahid Jaya Jakarta, Oberoi Lombok, Regent Hotel Jakarta, The Elysan Bali, Jamu DFS Bali, Puri Bagus Jati Bali, The Legacy Medspa Resort Bali, Lois Hill's Studio Bali, K7 Villa Bali, Tukad Pangi Villa Bali, K1 Villa Bali.

Dia juga pernah mengerjakan proyek desain interior di Poolman House Australia, Bellamont Forest Irlandia, La Verbier Spa Swiss.   

Arsitek yang tinggal di Seminyak, Bali ini berpendapat Bali adalah "Monte Carlo"-nya Indonesia. Perkembangan Bali sangat fantastis. "Bali merupakan tempat terbaik di Indonesia sebagai meeting point," katanya.

David menilai hal yang paling penting diperhatikan oleh pemerintah Indonesia adalah sistem hukum (legal system). "Sistem hukum di Indonesia harus konsisten dan harus dapat mendukung bisnis," tandasnya. Dia melihat masih banyak pungutan dalam urusan kepabeanan, juga dalam bisnis ekspor dan impor. "Kalau sistem hukum di Indonesia konsisten, bisnis di Indonesia akan semakin kondusif dan berkembang," katanya.

Kepemilikan asing
Ditanya pendapatnya tentang rencana revisi aturan kepemilikan asing di Indonesia, David James Haughton mengatakan bahwa rencana itu sangat baik. Dia memberi contoh banyak orang Jepang memiliki properti di Queensland, Australia. Demikian pula di Indonesia. "Tidak sedikit orang asing yang ingin membeli properti di Bali, menikmati masa pensiun di Bali dan Indonesia," katanya.

Revisi aturan kepemilikan asing akan lebih banyak menguntungkan Indonesia. "Bayangkan pemerintah Indonesia akan memperoleh pajak dan pengembang mendapatkan dana segar, mata uang asing seperti dollar mengalir deras ke Indonesia. Jika bisnis properti berkembang, lapangan kerja pun terbuka lebar bagi masyarakat Indonesia. Dan tentu saja, bisnis properti membutuhkan orang-orang seperti saya," ungkap arsitek dan desainer interior itu. (Robert Adhi Ksp)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com