Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wujudkan Green Property, Pengembang Gaet PT dan Konsultan

Kompas.com - 17/10/2009, 17:17 WIB

KOMPAS.com - Green property tak semata konsep yang menghadirkan kawasan bernuansa hijau. Tapi juga sistem pengendalian dan pengelolaan air yang memungkinkan 30 persen air hujan diserap ke dalam tanah. Juga, pemakaian infrastruktur hijau seperti pemakaian material yang menyerap air.

Pengamat properti dari Century 21 Pertiwi Ali Hanafia Lijaya memberi saran, para pengembang harus jeli sewaktu memilih jenis tanaman. “Carilah tanaman yang ramah lingkungan, tidak mudah rontok, dan tidak mudah dimakan rayap,” kata dia.

Karena itu, Bogor Nirwana Residence menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mengembangkan kawasan hijau di perumahan yang mereka garap. Termasuk memilih jenis tanaman.

“Letak perumahan kami di dataran tinggi, angin tentunya berhembus agak kencang, makanya kami memilih pohon yang tidak gampang patah,” ujar Chief Marketing Officer (CMO) Bogor Nirwana Jo Eddy Raspati.

PT Sentul City Tbk juga bekerjasama dengan IPB untuk memantapkan konsep eco city atawa kota berwawasan lingkungan yang mereka usung.

“Kami akan menyempurnakan konsep yang sudah ada disertai dengan eksplorasi gagasan-gagasan yang baru,” kata Direktur Pengembangan Bisnis Sentul City Andrian Budi Utama.

Lewat kongsi itu, Sentul City akan mengembangkan bangunan hijau berupa penerapan green wall dan green roof yang sesuai dengan iklim dan potensi alam di Indonesia. Termasuk di dalamnya pemilihan tanaman dan teknik perawatannya.

Selain itu, Sentul City juga akan mengembangkan metoda pengelolaan lingkungan. “Kami bakal fokus pada bagaimana pengelolaan lingkungan yang tepat guna,” ujar Andrian.

Sementara Paramount Serpong lebih memilih menggunakan jasa konsultan. “Kami memakai jasa konsultan untuk untuk menciptakan landscape ramah lingkungan,” kata Chief Executive Officer (CEO) Paramount Serpong, Tanto Kurniawan.

Paramount Serpong sangat teliti dalam memilih pohon untuk ditanam di kompleks perumahan yang mereka bangun. Tentunya, dengan memperhatikan faktor keseimbangan antara pohon yang mudah rontok daunnya dengan yang tidak. “Kami memadukan kedua jenis tanaman itu,” ujar Tanto. Soalnya, dia menambahkan, pohon yang daunnya mudah berguguran biasanya justru pohon yang lebih rindang.

Cuma, Tanto mengingatkan, mempertahankan konsep yang dibangun bukanlah sesuatu pekerjaan yang gampang. Lantaran, butuh konsistensi dari pengembang. “Merealisasikan perencanaan itu mudah, tapi yang susah itu menjaga dan merawatnya,” tegas Tanto. (Kontan/Anastasia Lilin Yuliantina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com