Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tanah Melambung, RSS Sulit Dibangun

Kompas.com - 05/10/2009, 10:17 WIB

BEKASI, KOMPAS.com — Pengembang di Kota Bekasi kini kesulitan membangun rumah sederhana sehat (RSS). Walaupun permintaan sangat besar, pengembang kesulitan menyediakan rumah tipe tersebut akibat semakin mahalnya harga lahan.

Siswadi, salah seorang pengembang di Kota Bekasi, Minggu (4/10), mengatakan, RSS tipe 21 dengan luas tanah 60 meter persegi dengan harga jual Rp 60 juta-Rp70 juta sangat besar peminatnya. Tetapi, kendala lahan mengakibatkan banyak pengembang sulit menyediakan perumahan seharga itu.

Ia mengatakan, harga lahan terus mengalami kenaikan yang cukup cepat, jauh melebihi kenaikan harga jual rumah, sementara rumah tipe RSS harganya sudah dipatok pemerintah.

Untuk wilayah kota Bekasi, hanya beberapa kecamatan saja yang masih dimungkinkan membangun rumah sederhana seharga Rp 60 juta-Rp 70 juta per unit itu, seperti di Pondok Melati, Jaka Sampurna, dan Bantar Gebang.

"Harga tanah per meternya di bawah Rp 500.000 di Kota Bekasi sudah sangat sulit ditemui. Kalaupun ada hanya berupa kavlingan kecil-kecil, sementara pengembang membutuhkan lahan dalam hitungan hektar," ujarnya.

Pengembang yang kini tengah membangun perumahan Telaga Sakinah di Cibitung, Bekasi, itu menyatakan, membangun RSS di Kota Bekasi tidak lagi menjanjikan keuntungan hingga pengembang yang bersedia membangun rumah tipe tersebut makin berkurang.

Hanya pengembang yang memiliki idealisme tinggi saja serta bertanggung jawab melaksanakan kewajiban yang dibebankan pemerintah dengan skema pembangunan 1:3:9 untuk rumah mewah, menengah, dan RSS saja yang masih mau membangun rumah tersebut.

Untuk membangun RSS itu, pengembang telah mendapat subsidi dari pemerintah, sedangkan perbankan seperti BTN ikut mempermudah mereka dalam mendapatkan pendanaan.

Siswadi menyatakan, untuk mendapatkan keuntungan lima persen saja pengembang yang membangun RSS sangat sulit. Bahkan bila salah dalam mengalkulasi bisa-bisa mereka malah menderita kerugian.

Ia berharap, sektor industri di Kota Bekasi bisa terus tumbuh yang menjadi pemicu meningkatnya daya beli masyarakat setempat. Selama ini, industri menjadi lokomotif bagi peningkatan permintaan perumahan khususnya tipe RSS.

Siswadi yang juga mantan pengurus Real Estat Indonesia (REI) Kota Bekasi itu berharap agar pemerintah bisa meninjau kembali harga jual RSS dalam memenuhi target 1:3:9 tersebut atau memberikan subsidi dalam pembelian lahan agar kebutuhan dasar warga Kota Bekasi untuk mendapatkan perumahan bisa terpenuhi.

Setiap tahun di Kota Bekasi membutuhkan tambahan belasan ribu perumahan baru, sebagian dibangun sendiri warga masyarakat. "Kemampuan pengembang menyediakan perumahan hanya berkisar 30-40 persen dari kebutuhan," ujar Siswadi yang juga ketua Umum Persatuan Penyandang Cacat Seluruh Indonesia (PPCI) itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com