Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Country Modern di Alam Pedesaan

Kompas.com - 20/04/2009, 11:06 WIB

KOMPAS.com - Kemewahan sebuah bangunan bisa dilihat dari berbagai sudut pandang. Umumnya,  bangunan disebut mewah bila menggunakan material yang harganya selangit atau serba luar negeri. Bisa juga sebuah bangunan terlihat mewah karena disainnya yang indah dan membutuhkan biaya konstruksi yang tinggi, bisa pula karena interiornya didesain eksklusif. Tapi rumah bergaya country yang satu ini hadir dengan kemewahan yang berbeda.

Rumah ini, jelas Suwito Hadi, arsiteknya, tak dibangun dengan kayu atau batu-batuan yang mahal. Sebab itu, tak ada marmer Italia, kayu jati atau batu onyx di sini. Yang ada hanyalah batu brexi dari Yogyakarta, andesit, kayu merbau dari Papua, kayu kamper atau kayu batang kelapa. Kalau toh menggunakan marmer, pilihannya jatuh pada marmer Ujung Pandang. Yang menarik, material lokal yang dipakai justru membuat bangunan ini menyatu dengan alam.

Nuansa alam, memang lekat dengan rumah di utara Bandung ini. Di lahan  seluas 1 hektar itu, berbagai jenis pepohonan besar tumbuh. Cemara, flamboyan, ketapang sampai tanaman bambu. Lebih dari itu, karena letak bangunannya yang tinggi, dari sisi samping dan belakang rumah, kota Bandung yang jauh di sana, terlihat bagai hamparan. Pemandangan yang indah itu semakin memikat ketika malam. Kerlip lampu-lampu rumah penduduk seperti gemerlap bintang di langit.

Kelebihan ini, dimanfaatkan arsiteknya dalam mengatur dan meletakkan ruang-ruang yang dibutuhkan.  Maka bila cuaca cerah, dari ruang keluarga, ruang tamu, teras dan kamar tidur utama, deretan gunung-gunung di selatan Bandung yang bak lukisan,  menjadi bagian kehidupan rumah dan penghuninya. Sambil terkantuk-kantuk melihat pemandangan kota yang menawan, pemilik rumah sering tertidur di kamar dengan gorden dan jendela yang terbuka. Hm, kemewahan yang tak dinikmati setiap orang.
 
Menurut arsiteknya, untuk mendapatkan semua itu, banyak hal mesti dipertimbangkan dan dihitung dengan teliti. Maklum saja, lahan miring yang luas itu, penuh dengan tanaman besar, beberapa diantaranya adalah cemara-cemara yang sudah jarang tumbuh.  Pohon-pohon itu tak boleh dikorbankan begitu saja hanya karena di atasnya akan dibangun rumah tinggal.

“Saya sampai harus bolak balik ke sini, menyesuaikan lay out dengan vegetasi yang ada,” ujar Suwito Hadi. Supaya pohon-pohon besar yang ada tak terkena tebasan kampak  si tukang kayu tentunya.  Itulah sebabnya, desain bangunan baru selesai setelah 6 bulan. Rentang yang cukup lama untuk sebuah proses desain. Hasilnya, satu-satunya cemara kuning yang tumbuh di situ, berhasil diselamatkan. Sementara 2 flamboyan yang berada tepat di atas lay out bangunan terpaksa harus dipindahkan untuk kemudian ditanam di bagian lain dari lahan.

Yang menarik, cemara kuning itu kemudian seolah menjadi landmark kawasan. Dari pendopo atas, keberadaan tanaman asal Jepang yang tepat di samping pendopo bawah rumah, bukan hanya memberi warna  pada bangunan, tetapi juga pada keseluruhan lahan yang dibagi arsiteknya menjadi 3 level. Yaitu pelataran atas, tengah dan bawah.

Maka mengunjungi hunian bergaya country modern ini, pertama kita akan memasuki pelataran atas yang difungsikan sebagai tempat parkir kendaraan. Hanya ada memiliki sebuah pendopo kecil. Bangunan dengan kolam ikan ini di kanan kirinya ini, merupakan gerbang masuk menuju halaman rumah. Dari situ sederetan anak tangga membawa penghuninya menuruni undakan, melewati halaman rumput yang lapang lalu masuk ke dalam rumah. Inilah yang disebut dengan pelataran tengah rumah, di atasnya terdapat bangunan induk, pendopo ruang tamu dan halaman.

Sementara pelataran bawah merupakan hutan dengan berbagai jenis tanaman besar di dalamnya. Tetapi, pepohonan tak hanya memenuhi pelataran bawah saja sebab sekeliling lahan, rimbun oleh bermacam tumbuhan keras. Bila dipetakan ke dalam gambar situasi, rumah akan terlihat seperti memiliki lingkar dalam dan lingkar luar. Lingkar luar yang  dipenuhi tanaman besar ini, mengelilingi lingkar dalam yang terdiri dari rumah induk, pendopo tamu, bangunan khusus untuk fitness serta halaman rumput.

Saat membuat konsep tersebut, papar Suwito Hadi, pemilik rumah setuju saja. Yang penting, ruang-ruang yang dibutuhkan seperti kamar tidur utama, 3 kamar tidur anak, ruang kerja, perpustakaan, kamar tidur tamu, ruang tamu, ruang keluarga dan ruang makan misalnya, terpenuhi. Selebihnya seperti bentuk dan materialnya diserahkan sepenuhnya kepada arsitek. Karena letak lahan di luar kota, dibuatlah rumah tinggal dengan tema resort. Lalu supaya selaras dengan sekitarnya, bangunan banyak menggunakan kayu dan batu-batu alam.

Maka tampak pada sebagian eksterior rumah, dinding-dinding yang dilapisi batu brexi atau Bali grey. Masuk ke dalam rumah, tepatnya pada dinding tangga menuju lantai 2, batu berwarna abu-abu kembali muncul di samping sederetan anak tangga yang disusun dari papan-papan merbau. Jenis kayu asal Papua ini dipilih karena tahan terhadap rayap dan cuaca, tidak mudah pecah, susut atau melenting.

Adalah dinding kaca yang membatasi bagian dalam dan luar rumah, yang membuat kecantikan tangga kayu terekspos. Siang hari ketika cahaya dari luar masuk, dinding tangga menampakkan sebentuk garis-garis yang lurus, bayangan dari kusen-kusen dinding kaca. Sementara saat malam, cahaya lampu yang keluar dari celah-celah dinding, memperlihatkan garis-garis alami dari batu, membentuk pemandangan yang eksotis.  

Tak kalah menawan adalah detail deretan tiang di depan rumah yang terlihat muncul dari dalam kolam ikan. Pada setiap pilar persegi itu, terpasang lampu yang cahayanya memantul ke air, menampakkan bayangan tiang dan tanam-tanaman yang tumbuh di sekitar kolam. Seperti halnya bentuk dan material  bangunan yang disesuaikan dengan alam sekitarnya, jenis tanaman yang ditanam di sekitar kolam di pelataran tengah ini pun diselaraskan dengan model bangunan.

Demikianlah, maka kita melihat konfigurasi antara pilar dan kolam di depan rumah menjadi seimbang ketika taman di sekitarnya dipenuhi tumbuhan semak dan perdu. Untuk kamboja, sengaja dipilih yang  dahannya miring ke kolam. Dan tentang rumah ini, si pemilik mengatakan pada arsiteknya, puas dan merasa senang tinggal di dalamnya.
    
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai pendekatan desain dan komunikasi Suwito Hadi, arsitek rumah ini, dengan pemilik rumah selama proses perancangan dan pembangunan dapat dibaca pada majalah Indonesia Design edisi 31/2009 Luxury Homes yang menampilkan 8 Beautiful Dream Houses dalam gaya klasik, minimalis, dan Tropical Modern.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com