JAKARTA, KOMPAS.com - Jembatan Sei Alalak, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, merupakan satu di antara 12 jembatan cabled stayed yang tengah dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Infrastruktur konektivitas ini dirancang sepanjang 850 meter dan akan menggantikan fungsi Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia sekitar 30 tahun.
Jembatan Sei Alalak menghubungkan Kota Banjarmasin-Kabupaten Barito Kuala sekaligus menjadi ikon baru Provinsi Kalimantan Selatan.
Secara teknis, jembatan ini dibuat untuk dapat dilintasi kendaraaan dengan tonase maksimal 10 ton dan diklaim lebih kuat dari Jembatan Kayu Tangi 1.
Baca juga: Ikon Baru Kalsel, Jembatan Cable Stayed Lengkung Pertama di Indonesia
Dalam membangun Jembatan Sei Alalak, Kementerian PUPR menggunakan dana dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp 278,4 miliar.
Pembangunan dilaksanakan dengan skema Kerja Sama Operasi (KSO) antara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk-PT Pandji, dengan pekerjaan tahun jamak (multiyears contract).
"Insha Alloh, Jembatan Sei Alalak yang menghubungkan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala sekaligus menjadi ikon baru Provinsi Kalsel ini dapat diselesaikan sesuai target," ujar Mahendra kepada Kompas.com, Selasa (02/11/2020).
Jika kelak konstruksi Jembatan Sei Alalak ini rampung pada 2021, maka akan dilakukan penghapusan (demolisi) Jembatan Kayu Tangi 1.
Berbeda dengan jembatan cable stayed lainnya, Jembatan Sei Alalak memiliki geometri melengkung dengan radius 225 meter.
Baca juga: Konstruksi Jembatan Sei Alalak Tahan Gempa hingga Satu Abad
Struktur melengkung ini dikonfigurasikan dengan sistem deck jembatan bermetode half slab precast (beton pra-cetak setengah lempengan) yang ditopang cross beam (balok silang) dan disangga dua edge beam (balok tepi).
Sementara deck jembatan ditopang oleh cable stayed yang digantung dua pilon berbentuk asimetri.
Untuk itu, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk melakukan terobosan dengan mengubah tipe sambungan edge beam yang semula menggunakan tipe wet joint (sambungan basah pada balok beton pra-cetak), menjadi sambungan match cast yang tepat dan presisi.
Yoga Sabraina, inovator sistem ini memaparkan, desain awal edge beam Jembatan Sei Alalak disambung menggunakan wet joint.