Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Sei Alalak, Terobosan "Edge Beam" Mirip Lego dan Pengecoran 74 Meter

Kompas.com - 04/11/2020, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jembatan Sei Alalak, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, merupakan satu di antara 12 jembatan cabled stayed  yang tengah dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Infrastruktur konektivitas ini dirancang sepanjang 850 meter dan akan menggantikan fungsi Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia sekitar 30 tahun.

Jembatan Sei Alalak menghubungkan Kota Banjarmasin-Kabupaten Barito Kuala sekaligus menjadi ikon baru Provinsi Kalimantan Selatan.

Secara teknis, jembatan ini dibuat untuk dapat dilintasi kendaraaan dengan tonase maksimal 10 ton dan diklaim lebih kuat dari Jembatan Kayu Tangi 1.

Baca juga: Ikon Baru Kalsel, Jembatan Cable Stayed Lengkung Pertama di Indonesia

Dalam membangun Jembatan Sei Alalak, Kementerian PUPR menggunakan dana dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp 278,4 miliar.

Pembangunan dilaksanakan dengan skema Kerja Sama Operasi (KSO) antara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk-PT Pandji, dengan pekerjaan tahun jamak (multiyears contract).

 

Jembatan Sei Alalak, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, merupakan satu di antara 12 jembatan cabled stayed  yang tengah dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).Wijaya Karya Jembatan Sei Alalak, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, merupakan satu di antara 12 jembatan cabled stayed yang tengah dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Mahendra Vijaya optimistis, progres pembangunan Jembatan Sei Alalak akan sesuai dengan target yang ditetapkan.

"Insha Alloh, Jembatan Sei Alalak yang menghubungkan Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala sekaligus menjadi ikon baru Provinsi Kalsel ini dapat diselesaikan sesuai target," ujar Mahendra kepada Kompas.com, Selasa (02/11/2020).

Jika kelak konstruksi Jembatan Sei Alalak ini rampung pada 2021, maka akan dilakukan penghapusan (demolisi) Jembatan Kayu Tangi 1.

Edge Beam Mirip Lego

Berbeda dengan jembatan cable stayed lainnya, Jembatan Sei Alalak memiliki geometri melengkung dengan radius 225 meter.

Baca juga: Konstruksi Jembatan Sei Alalak Tahan Gempa hingga Satu Abad

Struktur melengkung ini dikonfigurasikan dengan sistem deck jembatan bermetode half slab precast (beton pra-cetak setengah lempengan) yang ditopang cross beam (balok silang) dan disangga dua edge beam (balok tepi).

Sementara deck jembatan ditopang oleh cable stayed yang digantung dua pilon berbentuk asimetri.

Infrastruktur konektivitas ini dirancang sepanjang 850 meter dan akan menggantikan fungsi Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia sekitar 30 tahun.
Wijaya Karya Infrastruktur konektivitas ini dirancang sepanjang 850 meter dan akan menggantikan fungsi Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia sekitar 30 tahun.
Untuk membangun struktur balok tepi pra-cetak yang melengkung tersebut, dibutuhkan mutu beton yang sempurna dengan tingkat presisi dan akurasi struktur yang tinggi.

Untuk itu, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk melakukan terobosan dengan mengubah tipe sambungan edge beam yang semula menggunakan tipe wet joint (sambungan basah pada balok beton pra-cetak), menjadi sambungan match cast yang tepat dan presisi.

Yoga Sabraina, inovator sistem ini memaparkan, desain awal edge beam Jembatan Sei Alalak disambung menggunakan wet joint. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com