Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Department Store" Paling Menderita karena Corona

Kompas.com - 21/05/2020, 07:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengungkapkan, department store merupakan satu-satunya jenis ritel yang paling terdampak langsung akibat Pandemi Covid-19.

Akibatnya, ritel jenis ini tak dapat melakukan operasionalnya menyusul penutupan mal karena kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pihaknya menemukan, seluruh department store tak dapat beroperasi atau menyumbangkan angka sekitar 25 persen hingga 30 persen dari keseluruhan jenis ritel yang terimbas Covid-19.

"Hanya satu tipe saja (tak dapat beroperasi) yaitu department store lebih kurang 25-30 persenan (dari seluruh total jenis ritel)," ungkap Roy kepada Kompas.com, Selasa (19/5/2020).

Sementara, empat tipe ritel lainnya yang berkontribusi sebanyak 70 persen masih diizinkan beroperasi. Keempat tipe tersebut yakni, minimarket, supermarket, hypermarket, dan full-seller.

Baca juga: APPBI Bantah Rumor Pembatasan Usia Pengunjung Saat Mal Dibuka Kembali

Kendati demikian, Roy menegaskan, tak ada anggota dari asosiasinya yang menjalankan bisnis ritel ini yang mengalami collapse (kebangkrutan).

Mereka masih menunggu untuk melakukan pembukaan kembali toko di pusat perbelanjaan menyusul wacana relaksasi PSBB.

Omset Anjlok

Selain paling terdampak langsung, omset department store juga diketahui anjlok sebesar 90 persen. 

Meski begitu, jenis ritel tersebut masih mendapatkan penghasilan walaupun hanya 10 persen yang bersumber dari e-commerce (perdagangan elektronik).

Roy berharap, setelah Pemerintah melonggarkan aturan PSBB, sektor ritel kembali bangkit seiring penerapan lima persiapan yang diiniasi oleh pengusaha ritel.

Berikut ini rinciannya:

Baca juga: APPBI Ajukan Protokol Kesehatan di Mal, Ini Rinciannya...

Pertama, menyangkut kesiapan tenaga kerja melalui pelatihan tentang kedisiplinan dalam rangka menjaga kesehatan, dan keamanan diri dengan baik.

Kedua, Aprindo tengah membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) di lingkungan kerja seperti penyemprotan disinfektan secara berkala pada kaca dalam maupun luar toko, troli, tas jinjing, serta rak-rak penyimpan barang.

Ketiga, memastikan kesiapan produk yang dijual oleh pengusaha ritel. Misalnya, produk makanan yang dijual di supermarket tidak ada yang expired atau kedaluwarsa.

Untuk department store, pengusaha harus menyiapkan barang yang berkualitas dan memisahkan barang tak layak jual seperti produk berbahan dasar kulit yang sangat rentan terhadap udara maupun kosmetik.

Keempat, Aprindo tengah mempersiapkan manajemen pelayanan di kantor, baik dari back office maupun head office berupa pelayanan di toko ritel modern harus mengutamakan keselamatan dan kesehatan para pengunjung maupun karyawan.

Kelima, manajemen level service (tingkat pelayanan) harus ditingkatkan. Contohnya, layanan pesan antar (delivery) harus terus dilakukan untuk mengantar barang kepada konsumen di kala mereka tak ingin keluar rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com